Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Garut, Ini 20 Desa di 8 Kecamatan yang Terdampak

Kompas.com - 16/07/2022, 15:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir di Garut, Jawa Barat, merendam ratusan rumah di beberapa kecamatan dengan ketinggian air berkisar antara 10 hingga 70 sentimeter.

Bencana alam ini dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur hampir seluruh wilayah di Kabupaten Garut pada Jumat (15/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.

Tingginya curah hujan tersebut mengakibatkan aliran Sungai Cimanuk meluap.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mencatat sebanyak 20 desa yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Garut terdampak banjir.

Baca juga: UPDATE Banjir Rob Pantura dan 10 Kabupaten yang Terdampak

Desa yang terdampak banjir di Garut

Dilansir dari laman BNPB, laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, sebanyak 142 KK atau 451 jiwa terdampak banjir di Garut.

Sedikitnya 109 KK telah mengungsi ke RSUD dr. Slamet. Sementara sisanya memilih mengungsi di rumah kerabat.

Ratusan KK tersebut berasal dari 20 desa di 8 kecamatan yang terendam banjir di Garut. 

Berikut daftar wilayah yang terdampak banjir di Garut:

  1. Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang
  2. Desa Peminggir, Kecamatan Garut Kota
  3. Desa Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota
  4. Desa Ciwalen, Kecamatan Garut Kota
  5. Desa Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota
  6. Desa Sukamantri, Kecamatan Garut Kota
  7. Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul
  8. Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul
  9. Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul
  10. Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul
  11. Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul
  12. Desa Panembong, Kecamatan Bayongbong
  13. Desa Mulyasari, Kecamatan Bayongbong
  14. Desa Suci, Kecamatan Karangpawitan
  15. Desa Suci Kaler, Kecamatan Karangpawitan
  16. Desa Lengkong Jaya, Karangpawitan
  17. Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan
  18. Desa Sukarati, Kecamatan Banyuresmi
  19. Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu
  20. Desa Mekarsari, Kecamatan Cibatu.

Banjir yang menerjang 20 desa itu mengakibatkan kerusakan beberapa bangunan.

Sedikitnya 9 unit rumah rusak berat, 295 rumah terendam, dan 4 unit fasilitas umum terdampak.

Selain itu, Pondok Pesantren Riadul Atfal yang berada di Desa Mekarsari juga terendam banjir.

Hingga berita ini ditulis, pendataan jumlah warga terdampak, pengungsi, dan kerugian masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Baca juga: Rincian Wilayah Berpotensi Diterjang Banjir Rob pada 11-23 Juni 2022

Hujan lebat diprediksi masih terjadi

Menurut prakiraan cuaca, wilayah Provinsi Jawa Barat diprediksi akan mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat serta angin kencang selama tiga hari ke depan.

Beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat juga dilaporkan terjadi hujan lebat. Hal ini menyebabkan banjir di beberapa kota, seperti di Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bekasi.

Sebelumnya, BNPB juga telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi ancaman bencana banjir dan longsor yang bisa terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada siang dan sore hari, sebagaimana dikutip laman BNPB (16/7/2022).

Adapun bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan bantaran sungai diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, maka diimbau agar melakukan evakuasi sementara secara mandiri ke lokasi yang lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com