KOMPAS.com - Hujan masih turun di beberapa daerah di Indonesia. Meski begitu, intensitasnya berbeda-beda. Indonesia dinyatakan dalam masa pancaroba.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2022 akan mundur di sebagian besar wilayah Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan hal tersebut dalam keterangan pers daring, Jumat (18/3/2022).
"Kami simpulkan bahwa dalam prakiraan, kemarau 2022 tahun ini datang lebih lambat dibandingkan normalnya dengan intensitas yang mirip dengan kemarau biasanya," kata Dwikorita, dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/3/2022).
Dia menambahkan bahwa sebanyak 47 persen wilayah zona musim di Indonesia diprediksi akan terlambat masuk musim kemarau.
Sementara itu, puncak kemarau 2022 di wilayah Indonesia umumnya akan terjadi pada Agustus 2022.
”Awal musim kemarau di Indonesia akan ditandai dengan aktifnya monsun Australia pada akhir April 2022 dan mendominasi di Indonesia mulai Mei-Agustus 2022,” kata Dwikorita, dilansir dari Kompas.id, Jumat (18/3/2022).
Dwikorita juga menyampaikan, berdasarkan pemantauan anomali cuaca saat ini, La Nina masih bertahan hingga pertengahan tahun 2022.
Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan tahun ini.
Dia menegaskan, awal musim kemarau Indonesia 2022 masuk secara tidak bersamaan.
Baca juga: Sudah Masuk Musim Kemarau tapi Hujan Masih Turun, Kok Bisa?
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/3/2022), dari total 342 zona musim di Indonesia (ZOM), berikut prakiraan musim kemarau di tahun ini:
Adapun daerah yang lebih awal mengalami musim kemarau di Indonesia meliputi sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan bagian selatan, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua bagian timur.
Dwikorita juga menjelaskan bahwa kondisi iklim di Indonesia sangat tergantung pada kondisi di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
“Hingga pertengahan Februari 2022, pemantauan terhadap anomali iklim global di kedua samudera tersebut, di Samudra Pasifik ekuator, menunjukkan La Nina masih berlangsung,” tutur Dwikorita.
Sementara itu, di Samudra Hindia menunjukkan Indian Ocean Dipolmode (IOD) dalam kondisi netral.
Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) memperlihatkan wilayah Pasifik tengah dalam kondisi La Nina. Kondisi IOD berada dalam keadaan negatif.
“Kondisi ENSO fase dingin ini atau La Nina, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju netral pada periode Maret, April, Mei,” tutur Dwikorita.
Dwikorita menuturkan, pemantauan kondisi IOD diprediksi akan kembali netral pada Maret hingga Agustus 2022. Prediksi ini, lanjut dia, akan terus diperbarui setiap 10 harian.
(Sumber: Kompas.com/Dian Erika Nugraheny, Mela Arnani | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bagus Santosa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.