Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/03/2022, 16:31 WIB


KOMPAS.com - Sebagian besar wilayah di Indonesia masih sering hujan hingga memasuki pertengahan Maret ini. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan musim kemarau di Indonesia tahun 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan pemanatauan anomali cuaca saat ini, La Nina masih bertahan hingga pertengahan tahun 2022. Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan tahun ini.

“Sebanyak 47 persen wilayah zona musim di Indonesia diprediksi akan terlambat masuk musim kemarau,” ujar Dwikorita dalam jumpar pers prakiraan musim kemarau yang diadakan BMKG, Jumat (18/3/2022).

Dwikorita menambahkan, berdasarkan rilis prakiraan musim hujan 2021/2022 yang dirilis BMKG pada Agustus 2021, musim hujan di Indonesia diprakirakan datang lebih awal.

“Sebagian besar masuk pada bulan Oktober dan November 20221,” papar dia.

Ia menambahkan, hingga 10 Maret 2021, sebanyak 97,08 persen ZOM sudah memasuki musim hujan.

Baca juga: Masih Sering Hujan, PSTA LAPAN: Musim Kemarau Tahun Ini Berpotensi Basah

“Sebagian besar zona musim masuk musim hujan pada bulan Oktober-November 2021 (92,4 persen zona musim,” ujarnya.

Kapan awal musim kemarau di Indonesia terjadi?

Kedatangan musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan angin monsun Asia menjadi monsun Australia.

“Hingga Februari 2022, aliran angin monsun Asia masih cukup kuat sesuai dengan normalnya, diprakirakan masih berlangsung hingga Maret 2022,” kata Dwikorita.

BMKG memprediksi, peralihan angin monsun terjadi seiring aktifnya monsun Australia pada akhir April 2022, dan mulai mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei hingga Agustus 2022.

Ditegaskan, awal musim kemarau Indonesia 2022 masuk secara tidak bersamaan. Dari total 342 zona musim di Indonesia (ZOM), berikut prakiraan musim kemarau di tahun ini:

Baca juga: 4 Penyebab Wilayah Indonesia Masih Hujan Meski Sudah Masuk Musim Kemarau

Air Sungai Cibarusah, Kampung Ciketung, Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kering akibat musim kemarau, Minggu (16/8/2015). Warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak tiga bulan terakhir karena sumur dan sungai mereka mengering akibat kemarau. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Air Sungai Cibarusah, Kampung Ciketung, Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kering akibat musim kemarau, Minggu (16/8/2015). Warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak tiga bulan terakhir karena sumur dan sungai mereka mengering akibat kemarau. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

  • Sebanyak 29,8 persen ZOM akan memasuki musim kemarau pada April, meliputi zona musim di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa
  • Sebanyak 22,8 persen ZOM pada bulan Mei, meliputi sebagian Bali, Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dah sebagian Papua
  • Sebanyak 23,7 persen ZOM lainnya pada bulan Juni
  • Lebih rincinya, sebanyak 47,7 persen ZOM memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya.
  • Sebanyak 26,3 persen ZOM memasuki musim kemarau sama dengan normalnya, sedangkan sebanyak 26 persen ZOM memasuki musim kemarau lebih awal dari normalnya.

Musim kemarau di Indonesia, daerah yang lebih awal mengalaminya meliputi sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan bagian selatan, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua bagian timur.

Kondisi faktor pengendali iklim Indonesia

Dwikorita memaparkan, kondisi iklim di Indonesia sangat tergantung pada kondisi di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Baca juga: Indonesia Masuk Musim Kemarau, Waspada Sebagian Daerah Masih Hujan dan Cuaca Ekstrem

“Hingga pertengahan Februari 2022, pemantauan terhadap anomali iklim global di kedua samudera tersebut, di Samudera Pasifik ekuator, menunjukkan La Nina masih berlangsung,” tuturnya.

Sementara di Samudra Hindia menunjukkan, Indian Ocean Dipolmode (IOD) dalam kondisi netral.

Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) memperlihatkan wilayah Pasifik tengah, dalam kondisi La Nina. Kondisi IOD berada dalam keadaan negatif.

“Kondisi ENSO fase dingin ini atau La Nina, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju netral pada periode Maret, April, Mei,”

Dwikorita menuturkan, pemantauan kondisi IOD diprediksi akan kembali netral pada bulan Maret hingga Agustus 2022. Prediksi ini, lanjut dia, akan terus diperbarui setiap 10 harian.

Baca juga: Musim Kemarau di Indonesia: Faktor-faktor yang Memengaruhi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Membangun Desa secara Beradab

Membangun Desa secara Beradab

Kita
Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Oh Begitu
Fakta-fakta Menarik Venus, Planet yang Disebut Saudara Bumi

Fakta-fakta Menarik Venus, Planet yang Disebut Saudara Bumi

Oh Begitu
Apa Itu Fenomena Gerhana Matahari?

Apa Itu Fenomena Gerhana Matahari?

Oh Begitu
Kenapa Planet Memiliki Satelit Alami?

Kenapa Planet Memiliki Satelit Alami?

Fenomena
5 Makanan yang Paling Mengenyangkan dan Sehat

5 Makanan yang Paling Mengenyangkan dan Sehat

Oh Begitu
Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Oh Begitu
Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Oh Begitu
5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

Oh Begitu
Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Oh Begitu
Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Fenomena
Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Oh Begitu
Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Oh Begitu
Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+