Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masih Sering Hujan, Kapan Awal Musim Kemarau di Indonesia Tahun 2022?

KOMPAS.com - Sebagian besar wilayah di Indonesia masih sering hujan hingga memasuki pertengahan Maret ini. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan musim kemarau di Indonesia tahun 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan pemanatauan anomali cuaca saat ini, La Nina masih bertahan hingga pertengahan tahun 2022. Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan tahun ini.

“Sebanyak 47 persen wilayah zona musim di Indonesia diprediksi akan terlambat masuk musim kemarau,” ujar Dwikorita dalam jumpar pers prakiraan musim kemarau yang diadakan BMKG, Jumat (18/3/2022).

Dwikorita menambahkan, berdasarkan rilis prakiraan musim hujan 2021/2022 yang dirilis BMKG pada Agustus 2021, musim hujan di Indonesia diprakirakan datang lebih awal.

“Sebagian besar masuk pada bulan Oktober dan November 20221,” papar dia.

Ia menambahkan, hingga 10 Maret 2021, sebanyak 97,08 persen ZOM sudah memasuki musim hujan.

“Sebagian besar zona musim masuk musim hujan pada bulan Oktober-November 2021 (92,4 persen zona musim,” ujarnya.

Kapan awal musim kemarau di Indonesia terjadi?

Kedatangan musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan angin monsun Asia menjadi monsun Australia.

“Hingga Februari 2022, aliran angin monsun Asia masih cukup kuat sesuai dengan normalnya, diprakirakan masih berlangsung hingga Maret 2022,” kata Dwikorita.

BMKG memprediksi, peralihan angin monsun terjadi seiring aktifnya monsun Australia pada akhir April 2022, dan mulai mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei hingga Agustus 2022.

Ditegaskan, awal musim kemarau Indonesia 2022 masuk secara tidak bersamaan. Dari total 342 zona musim di Indonesia (ZOM), berikut prakiraan musim kemarau di tahun ini:

  • Sebanyak 29,8 persen ZOM akan memasuki musim kemarau pada April, meliputi zona musim di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa
  • Sebanyak 22,8 persen ZOM pada bulan Mei, meliputi sebagian Bali, Jawa, sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dah sebagian Papua
  • Sebanyak 23,7 persen ZOM lainnya pada bulan Juni
  • Lebih rincinya, sebanyak 47,7 persen ZOM memasuki musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya.
  • Sebanyak 26,3 persen ZOM memasuki musim kemarau sama dengan normalnya, sedangkan sebanyak 26 persen ZOM memasuki musim kemarau lebih awal dari normalnya.

Musim kemarau di Indonesia, daerah yang lebih awal mengalaminya meliputi sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan bagian selatan, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua bagian timur.

Kondisi faktor pengendali iklim Indonesia

Dwikorita memaparkan, kondisi iklim di Indonesia sangat tergantung pada kondisi di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

“Hingga pertengahan Februari 2022, pemantauan terhadap anomali iklim global di kedua samudera tersebut, di Samudera Pasifik ekuator, menunjukkan La Nina masih berlangsung,” tuturnya.

Sementara di Samudra Hindia menunjukkan, Indian Ocean Dipolmode (IOD) dalam kondisi netral.

Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) memperlihatkan wilayah Pasifik tengah, dalam kondisi La Nina. Kondisi IOD berada dalam keadaan negatif.

“Kondisi ENSO fase dingin ini atau La Nina, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju netral pada periode Maret, April, Mei,”

Dwikorita menuturkan, pemantauan kondisi IOD diprediksi akan kembali netral pada bulan Maret hingga Agustus 2022. Prediksi ini, lanjut dia, akan terus diperbarui setiap 10 harian.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/18/163100023/masih-sering-hujan-kapan-awal-musim-kemarau-di-indonesia-tahun-2022-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke