Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maraknya Korban Binary Option dan Mimpi Ingin Cepat Kaya

Kompas.com - 15/03/2022, 19:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah influencer terjerat pidana akibat kasus penipuan dan pencucian uang berkedok trading online.

Mereka, yakni Indra Kesuma alias Indra Kenz dan Doni Salmanan yang terjerat kasus penipuan dan pencucian uang terkait platform binary option Binomo dan Quotex.

Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di Rutan Mabes Polri.

Jumlah kerugian korban ditaksir mencapai miliaran Rupiah. Para korban kebanyakan tergiur keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat.

Lantas, mengapa banyak orang ingin cepat kaya dengan cara yang instan, termasuk lewat jalan judi berkedok trading ini?

Baca juga: Ini Daftar Harta Doni Salmanan yang Sempat Viral Saat Disita Polisi

Penjelasan Sosiolog

Sosiolog dari Universitas Airlangga Bagong Suyanto memberikan pandangannya terkait hal tersebut.

Menurut dia, saat ini banyak orang yang ingin kaya dengan cara instan.

"Ada orang yang memilih jalan pintas untuk meraih status crazy rich," kata Bagong, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Mereka disebut ingin menjadi kalangan elit yang bisa membalut dirinya dengan penampilan yang mewah.

"Di masyarakat yang masuk ke dandy society, mereka memang mengedepankan penampilan luar. Akibatnya, banyak orang yang mengejar dengan cara instan," ujar dia.

Sayangnya, cara instan yang diambil tak selalu legal. Banyak di antaranya yang menyenggol, bahkan masuk dalam tindak kriminal.

Ketika ditanya apa tujuan atau motivasi seseorang untuk memaksakan diri menjadi kaya, Bagong menyebut, status sosial bukan menjadi yang utama, melainkan kebanggaan diri.

"Tentu pride, meskipun palsu," jawab Bagong.

Baca juga: 6 Fakta soal Aset dan Harta Doni Salmanan yang Disita Bareskrim

Kurang literasi dan terbius iklan

Dihubungi terpisah, guru besar sosiologi Universitas Gadjah Mada Prof. Sunyoto Usman mengatakan, kondisi masyarakat saat ini kurang literasi.

Khususnya soal trading di dunia digital, proses, hingga keamanannya.

"Iya, terbius iklan keberhasilan trading, tidak kritis," kata Usman kepada Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Oleh karenanya, Usman menyebut, perlu adanya upaya yang dilakukan agar kejadian-kejadian semacam ini tak terulang di waktu yang akan datang.

"Perlu ada mapping bentuk dan manajemen trading di Indonesia, sistem monitoring dan evaluasi perkembangan trading, dan literasi trading terutama bagi anak-anak muda," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com