Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bingungologi Beras Indonesia

Kompas.com - 30/03/2021, 11:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMENTARA saya sedang bingung tujuh keliling akibat Menteri Perdagangan bergairah impor beras sementara Kepala Bulog menyatakan Indonesia sudah mampu swasembada beras mendadak kompas.com memberitakan bahwa Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menegaskan bahwa setidaknya sejak tahun 2017, Indonesia melakukan ekspor sebesar 2.100 ton ke 5 negara tujuan, yakni Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, Belgia, dan Bangladesh.

Baca juga: Ramai Polemik Impor, Ternyata RI Sudah Ekspor Beras ke 20 Negara

Ekspor beras

Bahkan ekspor beras sempat mencapai 1.400 ton pada tahun 2018 ke 14 negara, termasuk ke Jepang, Vietnam, dan China.

Selain itu beras dalam kategori premium atau kebutuhan khusus ini masih terbuka permintaannya, mengingat selera pasar, kebutuhan beras organik dan Horeka di luar negeri akan beras lokal asia cukup bagus.

Kuntoro menambahkan, di tahun 2019 volume ekspor beras ini mencapai 230,2 ton, dan tahun 2020 sebesar 341,1 ton.

Volumenya memang agak menurun apalagi 2020 ada hambatan pandemi covid 19, namun jumlah negara tujuan ekspor bertambah hingga 20 negara di dunia.

Bila peluang ini dapat dipacu dan negara di dunia mulai bisa membuka akses pelabuhannya seperti sebelum pandemi Covid-19, Kuntoro menyakini peluangnya akan terbuka kian lebar.

Sementara terkait potensi wilayah pertanian dan kemampuan produksi tidak menjadi soal, mengingat Indonesia masih punya cukup lahan, tinggal dikelola dipenuhi kebutuhan benih khusus dan perlakuannya.

Impor beras

Meski berita itu sulit masuk akal sehat mau pun tidak sehat saya, namun karena yang memberitakan adalah media bisa dipercaya seperti kompas.com maka saya memaksakan diri untuk percaya bahwa berita ekspor beras itu bukan hoaks.

Justru karena bukan hoaks maka saya makin bingung mengenai apa yang sebenarnya terjadi di panggung pergelaran hikayat beras Nusantara dengan para pemeran utama para penguasa yang berkuasa maka berhak bahkan berwenang mengambil keputusan tentang impor dan ekspor beras ke dan dari Indonesia.

Bagaimana tidak bingung sebab sementara impor beras sedang seru dipolemikkan mengenai perlu tidaknya akibat tidak jelas mengenai mampu tidaknya Indonesia swasembada beras seperti yang diidamkan oleh Presiden Jokowi pada masa kampanye pilpres 2014 mendadak nimbrung sebuah berita baru yang sama sekali di luar konteks perlu tidaknya impor beras yaitu berita bahwa ternyata sejak tahun 2017 Indonesia sudah diam diam ekspor beras ke mancanegara yang jumlahnya bahkan terus meningkat dari ke tahun ke tahun sampai dengan 2020 meski potensi pasar beras dunia dibrangus pagebluk Corona.

Baca juga: Jokowi Sebut Tak Ada Impor Beras Hingga Juni, Buwas: Kami Utamakan Produksi Petani

Paradoks

Bahwa Indonesia ekspor beras dalam skala bukan kecil per tahun merupakan fakta tak terbantahkan bahwa sediaan beras hasil kerja keras para petani Indonesia bukan saja sudah mencukupi kebutuhan domestik namun bahkan sudah surplus sehingga bisa diekspor ke mancanegara.

Namun di sisi lain muncul paradoks kaliber berat membingungkan bahwa Indonesia masih impor beras dari mancanegara.

Maka saya benar-benar kebingungan dihantui pertanyaan tentang apa sebenarnya yang telah, sedang dan akan terjadi terkait dengan beras di Tanah Air Udara tercinta saya ini.

Tampaknya pertanyaan saya hanya bisa dijawab oleh para eksportir dan importir beras yang pasti sudah siap memberi alasan kenapa Indonesia ternyata harus ekspor beras meski atau maka Indonesia ternyata juga harus impor beras.

Jawaban yang sudah dapat dipastikan sebelumnya adalah masa kini merupakan masa globalisasi maka tidak ada negara mampu mandiri berdikari swasembada beras seperti yang diidamkan oleh Bung Karno dan pak Harto mau pun Habibie, Megawati, SBY dan Jokowi.

Namun apa pun jawaban pemerintah bersama para importir-eksportir beras, sudah dapat dijamin bahwa pada kenyataan memang apa boleh buat pihak yang berkuasa, berhak, berwenang mengambil keputusan tentang ekspor impor swasembada beras yang merupakan kebutuhan primer bangsa Indonesia jelas memang sama sekali bukan rakyat Indonesia!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com