KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan penyelidikan untuk mengetahui asal-usul virus corona.
Setelah penyelidikan selama berbulan-bulan, WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di China diduga menjadi sumber pandemi Covid-19.
Melansir Live Science, peternakan ini mayoritas terletak di sekitar provinsi Yunnan di China bagian selatan.
Seorang ahli ekologi penyakit Peter Daszak yang juga ikut dalam tim WHO menyebut, peternakan tersebut kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di pasar makanan laut Huanan di Wuhan, tempat kasus awal Covid-19 ditemukan tahun lalu.
Baca juga: Minggu Ini, WHO Akan Umumkan Laporan Asal-Usul Virus Corona
Disebutkan, beberapa hewan liar yang ada bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.
WHO diperkirakan akan segera merilis laporan temuannya dalam waktu beberapa minggu mendatang.
Seperti diketahui, pada Januari lalu, tim ahli WHO melakukan perjalanan ke China untuk menyelidiki pandemi Covid-19, yang telah menginfeksi ratusan ribu orang dan menewaskan setidaknya 2,6 juta orang di seluruh dunia ini.
Banyak teori konspirasi telah menyebar mengenai asal-usul virus, termasuk bahwa virus lolos dari laboratorium Wuhan, yang pada bulan lalu penyelidik WHO menepis penjelasan ini.
Konsensus umum di antara para ilmuwan yaitu bahwa virus corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara. Itulah tepatnya yang ditemukan oleh investigasi WHO.
Virus itu kemungkinan ditularkan dari kelelawar di China Selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian ke manusia.
Baca juga: Hampir Satu Tahun, Asal-Usul Virus Corona Masih Menjadi Misteri
Dikutip dari npr.org, peternakan satwa liar menjadi bagian dari proyek yang telah dipromosikan pemerintah China selama 20 tahun untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan dan menutup kesenjangan pedesaan dengan perkotaan.
“Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran,” kata Daszak.
Daszak menuturkan, pada 2016, sekitar 14 juta orang bekerja di peternakan satwa liar, dengan industri senilai 70 miliar dollar.