Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Goni Terpa Filipina, 1 Juta Orang Diungsikan, Termasuk Pasien Covid-19

Kompas.com - 01/11/2020, 11:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Filipina dihantam badai kencang bernama Topan Goni pada Minggu (1/11/2020) pagi.

Badai yang bertiup masuk dalam kategori 5, atau yang terkencang di seluruh dunia untuk periode tahun ini, mengakibatkan terjadinya tanah longsor.

Mengutip CNN, Sabtu (31/10/2020), pihak berwenang telah mengevakuasi hampir satu juta masyarakat di sisi selatan Pulau Luzon, pulau terbesar di negara itu.

Badan cuaca dan bencana setempat mengatakan topan ini bertiup dengan kecepatan 215 km/jam dan dilanjutkan dengan embusan yang bertiup sampai 265 km/jam.

Kondisi tersebut memunculkan angin yang merusak dan hujan deras.

Untuk itu, pejabat lokal menghentikan operasional pelabuhan dan melarang nelayan untuk berlayar.

Baca juga: Pantai Pasir Putih Buatan di Filipina Memang Indah, Tapi Bisa Picu Bencana Ekologis

Sejumlah maskapai pun terpaksa membatalkan lusinan jadwal penerbangan akibat topan yang bergerak ke arah barat dari Samudera Pasifik ini.

Bandar udara utama yang terletak di Manila juga turut ditutup, sebagaimana dilaporkan AP pada Minggu (1/11/2020).

"Kami sedang menghadapi masa yang sulit akibat Covid-19, dan sekarang datang bencana yang baru," kata Senator Christopher Go, asisten dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Menurutnya, petugas di tataran lokal yang menangani bencana ini harus memastikan virus corona tidak menyebar di tengah upaya evakuasi yang berjalan.

Saat ini, di Ibu Kota Manila dan Provinsi Bulacan yang terletak di dekatnya, terdapat sekitar 1.000 pasien Covid-19 yang ditempatkan di tenda isolasi besar.

Namun mereka dapat dipindahkan ke hotel dan rumah sakit jika memang dibutuhkan, kata Direktur Eksekutif Badan Kebencanaan Nasional, Ricardo Jalad.

Negara ini memang tercatat memiliki kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, di bawah Inonesia.

Baca juga: Kemenlu Telusuri Informasi WNI Ditangkap di Filipina akibat Bom Bunuh Diri

Berdasarkan data Worldometer, Minggu (1/11/2020), Filipina sudah mencatatkan 380.729 kasus positif, 7.221 kasus meninggal, dan 331.046 kasus yang berhasil disembuhkan.

Untuk membantu penananganan bencana topan yang terjadi, telah dikirimkan sejumlah alat berat dan pelindung diri untuk mempermudah evakuasi.

"Akan tetapi, karena pandemi Covid-19, dana kami untuk bencana alam tidak mencukupi," kata Wali Kota Infanta, Provinsi Quezon, Grace America.

Topan Goni ini merupakan yang terkuat menghantam Filipina, setelah Tipan Haiyan yang menerpa di tahun 2013 dengan memakan korban jiwa sebanyak 6.300 orang.

Sementara itu, rata-rata ada 20 topan pembawa hujan lebat yang memicu tanah longsor mematikan mendera Filipina setiap tahunnya.

Baca juga: Siklon, Badai, dan Topan, Apa Bedanya? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com