Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu "Swiss Cheese Model" dan Bagaimana Bisa Cegah Penyebaran Covid-19?

Kompas.com - 26/10/2020, 10:11 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah berbagai negara masih terus melakukan upaya pencegahan untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 yang masih terjadi di dunia.

Upaya itu dilakukan dengan berbagai model kebijakan. 

Namun, dengan pandemi yang berlangsung sejak Desember 2019, banyak yang mengalami kelelahan, termasuk garda terdepan tenaga kesehatan hingga masyarakat.

Kondisi ini menjadi kekhawatiran tersendiri.

Para ahli kesehatan publik pun mengingatkan bahwa kombinasi dari berbagai alternatif tindakan dapat mengurangi beban tersebut.

Salah satu model yang baru-baru ini diperkenalkan sebagai salah satu alternatif adalah "Swiss Cheese Model".

Apa itu Swiss Cheese Model?

Baca juga: Update Corona Dunia 26 Oktober: 43,3 Juta Orang Terinfeksi | 52.010 Kasus Baru di Perancis

Swiss cheese model

Pemodelan ini menggunakan lapisan keju untuk menggambarkan bagaimana intervensi satu dengan yang lainnya bekerja bersama untuk mencegah penyebaran virus lebih luas, termasuk jarak fisik, penggunaan masker, cuci tangan, dan disinfeksi.

Setiap langkah tersebut digambarkan sebagai penghalang tidak sempurna dari transmisi virus corona dengan lubang yang ada di setiap lapisan keju. 

Mengutip Global News, 13 Oktober 2020, saat intervensi dikombinasikan seperti tumpukan lapisan keju Swiss, beberapa lubang di dalamnya dapat ditutup.

Kondisi ini menggambarkan kemungkinan penularan virus menurun atau bahkan terhenti.

Beberapa virus mungkin dapat lewat melalui lubang keju tersebut, tetapi kemungkinannya lebih rendah jika setiap lapisan tersusun dengan baik.

"Keindahan dari model ini adalah bahwa ia memperlihatkan kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap intervensi," kata Epidemiolog Pengendalian Infeksi dan Asisten Profesor di University of Toronto, Colin Furness.

Menurut dia, model ini menunjukkan bahwa jika variasi intervensi dilakukan, harus disusun dan dijalankan bersama agar efektif.

Baca juga: Sederet Studi Terbaru tentang Virus Corona

Adaptasi untuk Covid-19

Carola Pessina (kiri) bermain tenis dengan Vittoria Oliveri di atas atap rumah mereka di Finale Ligure, wilayah Liguria, Italia, selama diberlakukan karantina nasional (lockdown), Minggu (19/4/2020). Rasa jenuh selama masa karantina pencegahan virus corona, menjadikan area atap rumah atau apartemen banyak difungsikan warga sebagai alternatif lokasi berkegiatan.AFP/MARCO BERTORELLO Carola Pessina (kiri) bermain tenis dengan Vittoria Oliveri di atas atap rumah mereka di Finale Ligure, wilayah Liguria, Italia, selama diberlakukan karantina nasional (lockdown), Minggu (19/4/2020). Rasa jenuh selama masa karantina pencegahan virus corona, menjadikan area atap rumah atau apartemen banyak difungsikan warga sebagai alternatif lokasi berkegiatan.
Swiss Cheese Model sendiri sudah ada sejak lama. Pemodelan ini pertama kali dibuat pada 1990 oleh seorang Profesor di Manchester University, James Reason.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com