Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 di Indonesia Bulan Juli: Catatan Para Epidemiolog

Kompas.com - 31/07/2020, 10:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memasuki akhir Juli 2020, penularan kasus virus corona di Indonesia masih menunjukkan peningkatan.

Hingga Kamis (30/7/2020), Indonesia telah melaporkan 106.336 kasus infeksi. Dari angka itu, 4.975 orang meninggal dunia, dan 62.138 pasien dinyatakan sembuh.

Pulau Jawa masih mendominasi angka kasus di Indonesia. Jawa Timur menjadi yang tertinggi, disusul DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan.

Pada bulan ini juga, muncul klaster-klaster baru di perkantoran dan menyumbang angka besar dalam laporan harian kasus Covid-19.

Berikut beberapa catatan dari para ahli mengenai kasus virus corona di Indonesia sepanjang Juli 2020:

Gunung es

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo mengatakan, jumlah pemeriksaan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu sekitar 800.000 orang.

Padahal, angka ideal pemeriksaan Covid-19 di suatu negara adalah minimal satu persen atau sekitar 2,6 juta penduduk Indonesia.

Dengan kondisi ini, kasus infeksi yang dilaporkan setiap hari hanyalah puncak gunung es.

"Artinya, angka 104.000 (data Rabu) itu hanya puncak dari gunung es karena masih banyak lagi yang belum terdeteksi," kata Windhu kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Dia menjelaskan, hal yang harus diutamakan dalam menangani wabah virus corona adalah finding case atau menemukan kasus.

Selama kasus tidak bisa dideteksi, maka penanganan wabah tidak akan berjalan dengan baik dan penularan akan terus berlangsung.

Baca juga: Perkantoran, Ancaman Baru Penyebaran Virus Corona

Konsisten dengan aturan

Sejumlah pekerja menggunakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Klaster perkantoran penularan Covid-19 di Jakarta kini menjadi sorotan. Data resmi hingga Selasa (28/7/2020) kemarin, ada 440 karyawan di 68 perkantoran di Ibu Kota yang terinfeksi virus corona.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Sejumlah pekerja menggunakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Klaster perkantoran penularan Covid-19 di Jakarta kini menjadi sorotan. Data resmi hingga Selasa (28/7/2020) kemarin, ada 440 karyawan di 68 perkantoran di Ibu Kota yang terinfeksi virus corona.
Windhu juga mempertanyakan pembukaan aktivitas non-esensial di zona-zona merah. Dalam aturannya, daerah yang berada di zona tersebut harus dibatasi.

"Kalau zona merah itu tidak boleh ada pergerakan, warga harus di rumah, aktivitas di luar sektor esensial berhenti, perkantoran di tutup dan WFH, pendidikan serta aktivitas keagamaan ditutup," jelas dia.

Namun, realitas yang terjadi adalah pemerintah daerah tidak mengindahkan aturan itu, sementara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tidak melakukan supervisi dan peneguran.

Maka tak heran jika muncul klaster-klaster baru di perkantoran dalam beberapa waktu terakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com