Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Pesan Mujenih untuk Pandemi di Indonesia yang Masih Jauh dari Akhir

Kompas.com - 13/07/2020, 10:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu? Semoga sehat selalu dan diberikan kecukupan berkat untuk menjalani hari-hari yang tidak mudah karena pandemi.

Pekan ini, pasti kamu sibuk dengan tahun ajaran baru 2020-2021. Entah anak-anakmu, adikmu, atau kamu sendiri. Ya, tahun ajaran baru telah dimulai pada Senin, 13 Juli 2020. 

Betul-betul baru tahun ajaran ini. Tidak hanya karena waktu, tetapi karena protokol untuk dimulainya tahun ajaran baru ini benar-benar baru.

Pandemi membuat kita mengubah banyak hal termasuk dalam proses pembelajaran untuk anak-anak kita, adik kita, atau kamu sendiri.

Sebagai orangtua, apalagi yang memiliki anak usia sekolah lebih dari satu, penyesuaian untuk banyak hal pasti dilakukan. Peralatan untuk sekolah atau pelajaran jarak jauh seperti laptop atau gawai salah satunya.

Terbayang kerepotanannya jika anak tiga usia sekolah semua. Selain peralatan, pembagian ruang di rumah pasti tidak kalah repot atau mungkin seru juga untuk kebiasaan baru ini.

Karena bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah, masing-masing anggota keluarga pasti sudah memilih posisi terbaik untuk aktivitasnya. Karena serba terbatas, kreativitas kerap ditemukan untuk upaya-upaya baik merespons perubahan ini.

Sudut-sudut ruangan di rumah yang semula terabaikan, kini kerap diperhatikan. Halaman rumah atau teras jadi lokasi lumrah aktivitas bekerja atau belajar dari rumah selain kamar tentunya.

Respons akan perubahan terus kita lakukan sebagai upaya-upaya baik menghadapi pandemi Covid-19. Sudah satu semester kita melewati masa-masa penuh ketidakpastian yang menuntut banyak perubahan ini.

Kapan pandemi berakhir?

Hingga kini, Jawa Barat belum menerapkan sanksi kepada masyarakat atau institusi yang ditemukan melanggar protokol kesehatan.ANTARA FOTO Hingga kini, Jawa Barat belum menerapkan sanksi kepada masyarakat atau institusi yang ditemukan melanggar protokol kesehatan.
Pertanyaannya, kapan pandemi berakhir? Kapan kita bisa hidup "normal" lagi?

Pertanyaan yang wajar diajukan meskipun sebenarnya kita sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang dituntut pandemi.

Menjawab petanyaan ini tidak mudah karena belum ada orang yang datang dari masa depan yang bisa kita konfirmasi. Jawaban atas pertanyaan sulit itu umumnya berupa prediksi, perkiraan dengan dasar yang tidak cukup pasti.

Jawaban atas pertanyaan itu makin sulit ketika World Health Organisation (WHO) mengkonfirmasi bukti awal bahwa Covid-19 menyebar lewat udara.

Betul, bukti awal yang dikonfirmasi WHO ini membutuhkan penilaian dan penelitian lebih lanjut. Konfirmasi WHO ini membuat prediksi kapan akhir pandemi makin sulit.

WHO sendiri memperingatkan, pandemi yang mengubah dunia di awal 2020 ini jauh dari "akhir". Meningkatkan kewaspadaan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular adalah cara paling minimal yang bisa kita lakukan masing-masing.

Kembali ke pertanyaan kapan pandemi berakhir? Tiga anak saya bergantian bertanya hal ini pekan-pekan ini. Pertanyaan diajukan karena di berbagai tempat, aktivitas di luar rumah sudah mulai marak dilakukan.

Atas pertanyaan ini, saya merujuk penjelasan epidemiolog yang membuat prediksi berdasarkan alasan yang bisa diterima. Salah satu epidemiolog yang saya rujuk untuk menjawab ini adalah Dicky Budiman dari Universitas Griffith.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com