Namanua Mujenih. Usianya 30 tahun. Pekerjaannya membersihkan gerbong kereta api dari sampah atau on train cleaning.
Di akhir pertajalanan Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Bojonggede, Mujenih mendapati plastik hitam di bawah kursi penumpang prioritas (lanjut usia, perempuan dengan anak, atau perempuan hamil).
Respons pertama sebagai pembersih gerbong, Mujenih menghampiri plastik hitam yang dikiranya sampah. Setelah dilihat, ternyata didapati tumpukan lembaran-lembaran uang Rp 100.000 terbungkus kertas koran. Diketahui kemudian jumlahnya Rp 500 juta.
Mujenih langsung melaporkan temuannya itu kepada petugas passenger service (PS) di stasiun berikutnya yaitu Stasiun Bogor.
Petugas di Stasiun Bogor kemudian mengumumkan kepada pengguna KRL yang merasa kehilangan barang untuk datang ke ruang informasi.
Tak lama berselang, seorang laki-laki lanjut usia yang duduk di kursi prioritas mengaku kehilangan barang berupa kantong plastik hitam berisi uang.
Setelah melalui beberapa proses untuk memastikan uang tersebut milik laki-laki lanjut usia itu, petugas kemudian menyerahkan seluruh uang yang ditemukan Mujenih kepadanya dengan tanda terima.
Dari obrolan singkat selama serah terima, uang Rp 500 juta yang ditemukan Mujenih adalah uang gaji karyawan.
Setelah serah terima, Mujenih bekerja lagi untuk menjaga kebersihan gerbong KRL. Kerja Mujenih pasti lebih keras karena tuntutan kebersihan yang tinggi lantaran pandemi.
Sebagai pekerja di titik risiko tertular paling tinggi (ramai, di dalam ruangan minim ventilasi, dan rapat posisinya), Mujenih disiplin dengan protokol kesehatan.
Ketulusan dan kejujurannya dalam bekerja menumbuhkan harapan akan perbaikan.
Untuk mengatasi pandemi, ketulusan kerja Mujenih yang bekerja di titik penuh risiko bisa jadi pijakan semua pihak yang berupaya baik.
Kejujuran Mujenih soal temuan yang tidak terduga semoga juga jadi acuan pemegang data terkait Covid-19. Jujur soal data akan jadi pijakan baik untuk upaya-upaya baik berikutnya.
Panjang umur upaya-upaya baik.
Salam jujur,
Wisnu Nugroho
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.