Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Perguruan Tinggi Bersatu Perangi Virus Corona...

Kompas.com - 10/04/2020, 18:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari satu bulan setelah kasus pertama virus corona diumumkan, Indonesia kini telah melaporkan 3.293 kasus infeksi.

Pada Kamis (9/4/2020), Indonesia mencatatkan tambahan kasus infeksi harian tertinggi dengan 337 kasus.

Sebanyak 280 pasien meninggal dunia, sementara 252 lainnya dinyatakan sembuh.

Baca juga: 396 PNS Terdeteksi Covid-19, Ini Perinciannya...

Kasus infeksi yang terus bertambah mendorong sejumlah perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam perang melawan wabah virus yang berasal dari Kota Wuhan itu.

ITS

Komponen robot Ventilator buatan ITS SurabayaDokumentasi Humas ITS Komponen robot Ventilator buatan ITS Surabaya

Tim ventilator dari Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan alat simple and low cost mechanical ventilator atau robot ventilator.

Alat itu disebut memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan alat ventilator di pasaran yang mencapai 800 juta per unit.

Robot ventilator ini berbasis desain open source dari Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat. Sementara untuk sistem elektronik dan sistem monitoringnya dikembangkan sepenuhnya oleh tim ITS.

Saat ini, tim pembuat ventilator sedang melakukan uji tahap akhir.

Jika berhasil, maka robot ventilator itu akan diproduksi secara massal guna memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Update Corona, dari Tingginya Angka Kematian di AS hingga Nol Kasus di Daegu, Korsel

ITB dan Unpad

Ventilator ITBTangkapan layar @DonAdam68 Ventilator ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjajaran (Unpad) tak mau ketinggalan dalam mengabdikan diri untuk melawan virus corona.

Kedua kampus tersebut bekerja sama untuk menciptakan alat ventilator portabel yang diberi nama Ventl dan terbuat dari bahan yang mudah didapat di pasaran.

"Karena adanya kondisi pandemi Covid-19, maka saat ini supply chain alat kesehatan sudah tidak berfungsi baik," ujar Ketua Tim Pengembangan Ventilator Portabel yang juga Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Dr Syarief Hidayat, seperti diberitakan Kompas.com (3/4/2020).

"Oleh karena itu, dalam kondisi darurat seperti sekarang, komponen diperoleh sesuai dengan yang tersedia di pasar," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Idul Adha 2024 Tanggal Berapa? Ini Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah

Tren
Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com