Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat soal JPO Tanpa Atap: Tempat Menyebrang, Bukan "Selfie"

Kompas.com - 07/11/2019, 18:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengkritik pencopotan atap jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman.

Ia menilai alasan menjadikan JPO sebagai spot selfie atau swafoto tidak tepat. Sebab, JPO adalah sarana untuk menyeberang, dan bukan untuk foto-foto.

“Kenapa harus dibongkar hanya demi selfie? Apakah kita menjual tempat? Kalau hujan dan licin, yang akan tanggung jawab siapa?” ujar Yayat ketika dihubungi, Kamis (7/11/2019).

Yayat menjelaskan JPO memiliki fungsi menghubungkan antara satu fungsi bangunan dengan fungsi lainnya.

Baca juga: JPO Sudirman Tanpa Atap, Koalisi Pejalan Kaki Usul Dirobohkan

Orang menyeberang di JPO karena kebutuhan, kepentingan, dan untuk memangkas waktu serta memudahkan perjalanan.

Sehingga sudah seharusnya JPO memiliki fungsi melindungi, mengamankan dan menyamankan para penyeberang dalam kondisi cuaca panas maupun hujan.

Ia mengingatkan agar pemerintah memanusiakan pejalan kaki.

“Kalau tiru negara lain, negara lain sejuk, jarang hujan. Kita tiap musim hujan tiap hari hujan. Kalau panas tiap hari panas. Orang cuma pengen aman, nyaman, nggak minta apa-apa,” kata dia.

Baca juga: Atap JPO Sudirman Dilepas, Pengamat: Tidak Logis, Pejabatnya Jarang Naik JPO

“Artinya apa, jangan biarkan kepanasan, kehujanan. Coba rasakan sekarang, jam 1 atau 2 siang, suruh nyebrang mau nggak?” lanjutnya,

Menurut Yayat, tanpa perlu dicopot atapnya, JPO bisa tetap esteteik. Salah satunya, dengan memasang kanopi yang cantik dan transparan.

“Tapi kalau sudah dipotong ya sudah, nasib,” kata dia.

 

Anies ingin spot selfie

Pembongkaran atap JPO Sudirman menuai pro dan kontra. JPO tersebut kini tak memiliki atap.

Pencopotan tersebut diperintahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: Atap JPO Sudirman Dilepas, Koalisi Pejalan Kaki: Siksaan Baru Pejalan Kaki

Anies menyampaikan dalam rapat pimpinan (rapim) penataan pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Thamrin-Sudirman dan pusat kuliner Thamrin 10 pada 23 Oktober 2019 yang diunggah di Chanel Youtube Pemprov DKI.

Apa yang terjadi nanti kalau dibuka? Itu tempat selfie paling sering Pak nanti, karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, sore, siang. Jadi atapnya copot, itu langsung jadi space terbuka," kata dia.

Sementara itu, Kepala dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, JPO nantinya akan diperbaiki setelah atapnya dicopot.

Selain itu JPO tersebut akan dipasangi lampu warna-warni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com