Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membayangkan Legacy Jokowi (2): Warisan Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY

Kompas.com - 26/10/2019, 09:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi


Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Sebelum melanjutkan membaca silakan baca serial pertama.

---------------------------

KOMPAS.com - Mulai dari mass rapid transit (MRT) hingga pemindahan Ibu Kota, Presiden Joko Widodo meninggalkan berbagai warisan.

Di sisi lain, kerjanya di dua periode ini juga sekaligus membereskan masalah dan melanjutkan keberhasian yang diwarisi presiden-presiden sebelumnya.

Dua puluh tahun setelah reformasi, Indonesia punya lima presiden. Apa saja yang mereka tinggalkan dan bisa jadi pelajaran untuk Jokowi?

Berikut catatannya...

1. BJ Habibie (Mei 1998-Oktober 1999)

Sebagai teknokrat yang tak sengaja jadi presiden, Bacharuddin Jusuf Habibie boleh dibilang sial harus memimpin Indonesia di titik terendahnya.

Indonesia harus bangkit dari krisis moneter, sekaligus memperbaiki segudang masalah negeri lewat reformasi.

Di bulan-bulan awal kepemimpinannya, Habibie membuka keran demokrasi yang mampet di zaman Soeharto.

Tak lama setelah dilantik, Habibie membebaskan 85 tapol dan napol karena berkaitan dengan gerakan separatisme dan PKI.

Iklim kebebasan juga diwujudkan dengan pengesahan UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyempaikan Pendapat di Muka Umum.

Habibie kemudian mencabut ketentuan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Setelah sebelumnya pers dikontrol ketat, berkat Habibie media bangkit.

Di era Habibie pula UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers disahkan. Undang-undang itu menjamin kebebasan pers yang manfaatnya kita rasakan saat ini.

Habibie juga berperan penting menghidupkan demokrasi yang tak dirasakan selama 32 tahun kepemimpinan Soeharto. Habibie melaksanakan pemilu yang demokratis.

Sebuah ekspresi BJ Habibie pada sebuah acara di Gedung DPR/MPR pada tahun 1999.KOMPAS/ARBAIN RAMBEY Sebuah ekspresi BJ Habibie pada sebuah acara di Gedung DPR/MPR pada tahun 1999.

Tak lagi di bawah kendali Menteri Dalam Negeri, pemilu diurus oleh lembaga independen yakni Komisi Pemilihan Umum. Tercatat pada pemilu 1999, ada 48 parpol yang bertarung.

Di antara berbagai lembaga independen yang dibentuk Habibie, salah satu yang paling penting mungkin peralihan Bank Indonesia.

Jika sebelumnya BI adalah bagian dari pemerintah, di era Habibie keduanya dipisah dan BI tak bisa lagi ditekan penguasa.

Paket restrukturasi perbankan juga menyehatkan bank-bank yang nyaris kolaps akibat krisis moneter. Lewat kebijakan ini beberapa bank di-merger untuk menjadi bank baru yang kuat dari sisi pendanaan, salah satu hasilnya adalah Bank Mandiri.

Pulihnya kepercayaan investor juga berimbas pada penguatan nilai tukar rupiah. Nilai tukar yang sempat mencapai RP 16.800 per dollar AS, menguat hingga Rp 6.500 per dollar AS di era Habibie.

Keuangan yang berimbang antara pemerintah pusat dan daerah juga diwujudkan Habibie lewat otonomi daerah. Lewat gebrakan ini, pemerintah daerah bisa mengatur rumah tangganya sendiri.

Khusus Aceh, Habibie bahkan mencabut status daerah operasi militer (DOM) yang jadi momok masyarakat Aceh di era Soeharto.

Namun, di antara berbagai kebebasan yang dibuka Habibie, kemerdekaan Timor Timur yang paling kontroversial.

Habibie menyetujui referendum atas nama hak asasi manusia. Lepasnya Timor Timur pada akhirnya yang membuat Habibie mendapat kritik keras dan menyudahi 17 bulan kepresidenannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com