Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Wilayah Sumatera, Kalimantan, hingga Serawak Jadi "Wisata Asap"

Kompas.com - 13/09/2019, 06:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Masalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan seolah tak berkesudahan. Sejak tiga hari terakhir ini, sejumlah tempat kembali dilaporkan dilanda  masalah kabut asap.

Sejumlah efek dari masalah kesehatan, pembatalan penerbangan, dan jarak pandang yang turun mengiringi dampak kabut asap yang terjadi.

Berikut ini rangkuman Kompas.com terkait beberapa tempat di Indonesia dari Kepulauan Riau, Jambi, Palembang, Banjarmasin, Palangkaraya, bahkan negara tetangga Malaysia yang berselimut kabut asap.

Baca juga: Kabut Asap Pekat di Pekanbaru, 3 Universitas Liburkan Mahasiswanya

1. Kabut asap Kepulauan Riau

Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berselimut kabut asap. Melansir pemberitaan Kompas.com (12/9/2019) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang mengatakan kabut asap yang ada di langit Tanjungpinang ini merupakan kabut asap kiriman.

Kabut asap yang terjadi di Kepri didominasi kabut yang timbul dari kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Kalimantan.

Tak hanya di wilayah Tanjungpinang, Kota Batam juga terkena imbas dari kabut asap yang berasal dari Kalimantan ini.

Akibat dari keberadaan kabut asap ini adalah jarak pandang menjadi turun dan hanya berkisar antara 5 kilometer, sementara jika normal berkisar 10 kilometer.

Kendati demikian, untuk kadar udara di Tanjungpinang dan Batam masih terbilang normal.

Adapun saat ini, Prakirawan BMKG Tanjungpinang Khalid Fikri mengatakan, untuk titik panas di Kepri, terpantau ada delapan titik, yakni dua titik di Kabupaten Karimun dan enam titik di Kabupaten Lingga.

Baca juga: Titik Panas Bertambah, Sebagian Wilayah Kepri Kini Diselimuti Kabut Asap

2. Kabut asap di Jambi

Kabut asap juga melanda Kawasan Jambi. Sebuah video bahkan juga sempat viral menggambarkan tebalnya kabut asap yang menyelimuti Jembatan Muara Sabak di Tanjung Timur Jambi, Rabu (11/9/2019).

Melansir pemberitaan Tribunnews, warga yang merekam video tersebut juga menjelaskan bahwa jarak pandang di jembatan hanya sekitar 100-150 meter.

Menurut Mael (43) yang merupakan salah satu warga Muara Sabak, pekatnya kabut membuat jembatan seperti tampak tidak utuh dan membuat mata menjadi pedas.

Sementara itu, meski kabut masih tebal, beberapa nelayan masih memberanikan diri untuk melaut lantaran mereka tetap harus menghidupi keluarganya.

3. Kabut asap Palembang

Dilaporkan Kompas.com Kamis (12/9/2019), kualitas udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan sempat berada di level berbahaya akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.

Pantauan dari situs bmkg.go.id, partikulat atau PM 10 yang merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) sempat berada di level berbahaya yakni 366.90 mikrogram per meter kubik pada pukul 01.00 WIB, Kamis (12/9/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com