Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Kompas.com - 03/05/2024, 19:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari Rangkuk Alu adalah nama tari di Indonesia yang menyertakan permainan Rangkuk Alu.

Permainan dan Tari Rangkuk Alu berasal dari Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Rangkuk Alu adalah tarian tradisional yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur.

Berikut ini sejarah Tari Rangkuk Alu.

Baca juga: Sejarah Tari Banjar Kemuning dari Sidoarjo

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Istilah Rangkuk Alu berasal dari dua kata dalam bahasa Manggarai, yaitu rangkuk dan alu.

Kata alu mengacu pada sebatang kayu panjang sekitar 2 meter yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi.

Sedangkan rangkuk adalah suara irama yang timbul dari hentakan-hentakan alu yang bertautan satu sama lain, menciptakan harmoni bunyi yang khas.

Mengutip intisari.grid.id, Tari Rangkuk Alu sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan awalnya merupakan permainan tradisional rakyat Manggarai yang dimainkan oleh anak-anak.

Permainan ini kemudian diubah menjadi tarian oleh para tetua adat untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur masyarakat Manggarai.

Penambahan irama musik dan lagu daerah pada permainan Rangkuk Alu menghasilkan kesenian tari tradisional yang khas, yang kini dikenal sebagai Tari Rangkuk Alu.

Baca juga: Sejarah Tari Persembahan yang Dipentaskan untuk Tamu Kehormatan

Dalam permainan dan tarian Rangkuk Alu, diperlukan beberapa pasang bambu yang disusun kotak dan diayunkan oleh beberapa orang untuk menjepit kaki orang yang sedang bermain.

Satu atau dua dari pemain akan melompat-lompat untuk menghindari jepitan bambu tersebut.

Pada saat melompat-lompat menghindari jepitan, para pemain secara otomatis seakan melakukan gerakan tari.

Tarian ini membutuhkan konsentrasi agar terhindar dari jepitan bambu.

Baik tarian maupun permainannya, Rangkuk Alu melatih keterampilan, keseimbangan, dan koordinasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com