Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Permainan dan Tari Rangkuk Alu berasal dari Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Rangkuk Alu adalah tarian tradisional yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur.

Berikut ini sejarah Tari Rangkuk Alu.

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Istilah Rangkuk Alu berasal dari dua kata dalam bahasa Manggarai, yaitu rangkuk dan alu.

Kata alu mengacu pada sebatang kayu panjang sekitar 2 meter yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi.

Sedangkan rangkuk adalah suara irama yang timbul dari hentakan-hentakan alu yang bertautan satu sama lain, menciptakan harmoni bunyi yang khas.

Mengutip intisari.grid.id, Tari Rangkuk Alu sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan awalnya merupakan permainan tradisional rakyat Manggarai yang dimainkan oleh anak-anak.

Permainan ini kemudian diubah menjadi tarian oleh para tetua adat untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur masyarakat Manggarai.

Penambahan irama musik dan lagu daerah pada permainan Rangkuk Alu menghasilkan kesenian tari tradisional yang khas, yang kini dikenal sebagai Tari Rangkuk Alu.

Dalam permainan dan tarian Rangkuk Alu, diperlukan beberapa pasang bambu yang disusun kotak dan diayunkan oleh beberapa orang untuk menjepit kaki orang yang sedang bermain.

Satu atau dua dari pemain akan melompat-lompat untuk menghindari jepitan bambu tersebut.

Pada saat melompat-lompat menghindari jepitan, para pemain secara otomatis seakan melakukan gerakan tari.

Tarian ini membutuhkan konsentrasi agar terhindar dari jepitan bambu.

Baik tarian maupun permainannya, Rangkuk Alu melatih keterampilan, keseimbangan, dan koordinasi.

Tarian ini melambangkan kebersamaan, persatuan, dan semangat gotong royong masyarakat Manggarai.

Awalnya, permainan dan tarian Rangkuk Alu tidak menggunakan bambu, melainkan menggunakan alu (kayu yang digunakan untuk menumbuk padi).

Seiring waktu, alu tidak lagi digunakan sebagai properti tarian Rangkuk Alu dan digantikan dengan bambu karena lebih mudah didapatkan.

Melansir dari laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, pada awalnya tarian Rangkuk Alu ditampilkan setelah panen raya dan pada saat bulan purnama.

Saat pertunjukan itulah, masyarakat setempat berkumpul untuk melihat para remaja yang menampilkan tarian Rangkuk Alu.

Tarian Rangkuk Alu diiringi lagu daerah dan irama musik dari alat musik seperti kendang dan gong.

Para penari umumnya mengenakan kostum tradisional khas Manggarai secara lengkap, meliputi kain songket dan ikat kepala.

Selain sebagai hiburan, tarian ini juga berfungsi sebagai alat untuk memperkuat ikatan sosial antara anggota masyarakat.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/05/03/190000879/sejarah-tarian-rangkuk-alu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke