KOMPAS.COM - Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu organisasi berideologi komunis yang paling awal berdiri di kawasan Asia.
PKI lahir pada 23 Mei 1914 dan dengan cepat tumbuh menjadi partai yang besar di Indonesia.
Salah satu faktor yang mempengaruhi cepatnya pertumbuhan PKI adalah kesuksesan organisasi ini dalam melakukan propaganda.
Propaganda PKI yang bertujuan membela kepentingan masyarakat tingkat bawah, khususnya petani, memberikan pengaruh cukup besar dalam kehidupan rakyat Indonesia pada era kolonial hingga awal masa kemerdekaan.
Paham komunis di Indonesia diperkenalkan oleh Henk Sneevliet yang masuk ke wilayah Hindia Belanda pada 1913.
Awalnya, ideologi ini hanya dimiliki oleh kelas pekerja Indo-Belanda dan keturunan Belanda.
Namun, seiring perkembangannya, ideologi komunis disebarkan kepada masyarakat Indonesia.
Pada 1914, Henk Sneevliet kemudian membentuk organisasi pergerakan bernama Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) yang menjadi cikal bakal PKI.
Sneevliet membawa misi menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.
Paham komunisme juga perlahan menyusup ke tubuh Sarekat Islam (SI) yang menjadi salah satu organisasi terbesar di Indonesia kala itu.
Hal ini terjadi karena perkenalan Sneevliet dengan sejumlah tokoh SI, seperti Semaun, Alimin, dan Darsono.
Perpecahan ideologi pun terjadi dalam tubuh SI. SI terpecah menjadi dua, yakni SI Putih yang agamis dan SI Merah yang berhaluan komunis.
Perpecahan di tubuh SI kemudian memicu lahirnya PKI.
Pada Mei 1920, Semaun beserta sejumlah anggota SI Merah dan tokoh-tokoh komunis lainnya mengadakan Kongres ISDV di Semarang.
Dari Kongres itu, nama ISDV diputuskan diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) dengan Semaun sebagai ketua dan Darsono wakilnya.