Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Keterlibatan Inggris dalam Pembantaian PKI di Indonesia

Kompas.com - 02/10/2023, 11:09 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah Peristiwa G30S terjadi pada 30 September 1965, pembantaian PKI di Indonesia pun dilaksanakan.

Pasca-peristiwa ini, PKI beserta para pendukungnya diberantas oleh pasukan-pasukan militer berdasarkan perintah Soeharto.

Kejadian ini acap kali disebut sebagai pembantaian PKI yang terjadi di sejumlah daerah, seperti di Jakarta, Jawa, Bali, dan Sumatera.

Lebih lanjut, juga muncul dugaan yang menyatakan bahwa Inggris ikut terlibat dalam peristiwa pembantaian PKI 1965 di Indonesia.

Baca juga: Mengapa PKI Dipercaya sebagai Dalang G30S?

Dokumen CIA ditemukan

Dugaan keterlibatan Inggris dalam pembantaian PKI 1965 di Indonesia muncul setelah ditemukannya dokumen CIA yang dideklasifikasi.

Isi dokumen ini tentang bagaimana propaganda Perang Dingin Kementerian Luar Negeri, Departemen Riset Informasi (IRD) Inggris mengenai isu praktik kudeta yang akan dilakukan terhadap Presiden Soekarno oleh yang disebut-sebut sebagai Dewan Jenderal.

Sebab, sejak tahun 1960-an, para pejabat Inggris secara diam-diam menyebarkan sebuah propaganda untuk mendesak para tokoh terkemuka di Indonesia agar melenyapkan para simpatisan komunis.

Berdasarkan informasi dalam Dokumen Kementerian Luar Negeri menunjukkan, bahwa para pejabat Inggris menghasut kelompok anti-komunis, termasuk para jenderal Angkatan Darat, untuk melenyapkan PKI dan antek-anteknya.

Pembantaian PKI 1965 dilakukan pada bulan Oktober 1965.

Sewaktu pembantaian PKI dilakukan, para pejabat Inggris telah mengarahkan buletin dan siaran radio yang menghasut kaum antikomunis Indonesia, termasuk jenderal Angkatan Darat sayap kanan, serta menyerukan “PKI dan semua organisasi komunis” untuk “dilenyapkan”.

Usut punya usut, Inggris melancarkan propagandanya terhadap Indonesia sebagai tanggapan atas penolakan Presiden Soekarno terhadap pembentukan negara bekas jajahannya menjadi Federasi Malaya pada 1963.

Menanggapi kemunculan dugaan tersebut, Pemerintah Inggris membantah dengan tegas telah terlibat dalam aksi pembantaian PKI 1965.

Akan tetapi, dokumen-dokumen yang tidak diklasifikasikan itu memberikan informasi berbeda.

Tari Lang, seorang remaja di Indonesia yang ayah dan ibunya adalah aktivis HAM, Carmel Budiardjo, pernah dipenjarakan oleh tentara.

Ia mengatakan bahwa dokumen itu “mengerikan” dan sudah seharusnya pemerintah Inggris ikut bertanggung jawab.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com