Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dugaan Keterlibatan Inggris dalam Pembantaian PKI di Indonesia

Pasca-peristiwa ini, PKI beserta para pendukungnya diberantas oleh pasukan-pasukan militer berdasarkan perintah Soeharto.

Kejadian ini acap kali disebut sebagai pembantaian PKI yang terjadi di sejumlah daerah, seperti di Jakarta, Jawa, Bali, dan Sumatera.

Lebih lanjut, juga muncul dugaan yang menyatakan bahwa Inggris ikut terlibat dalam peristiwa pembantaian PKI 1965 di Indonesia.

Dokumen CIA ditemukan

Dugaan keterlibatan Inggris dalam pembantaian PKI 1965 di Indonesia muncul setelah ditemukannya dokumen CIA yang dideklasifikasi.

Isi dokumen ini tentang bagaimana propaganda Perang Dingin Kementerian Luar Negeri, Departemen Riset Informasi (IRD) Inggris mengenai isu praktik kudeta yang akan dilakukan terhadap Presiden Soekarno oleh yang disebut-sebut sebagai Dewan Jenderal.

Sebab, sejak tahun 1960-an, para pejabat Inggris secara diam-diam menyebarkan sebuah propaganda untuk mendesak para tokoh terkemuka di Indonesia agar melenyapkan para simpatisan komunis.

Berdasarkan informasi dalam Dokumen Kementerian Luar Negeri menunjukkan, bahwa para pejabat Inggris menghasut kelompok anti-komunis, termasuk para jenderal Angkatan Darat, untuk melenyapkan PKI dan antek-anteknya.

Pembantaian PKI 1965 dilakukan pada bulan Oktober 1965.

Sewaktu pembantaian PKI dilakukan, para pejabat Inggris telah mengarahkan buletin dan siaran radio yang menghasut kaum antikomunis Indonesia, termasuk jenderal Angkatan Darat sayap kanan, serta menyerukan “PKI dan semua organisasi komunis” untuk “dilenyapkan”.

Usut punya usut, Inggris melancarkan propagandanya terhadap Indonesia sebagai tanggapan atas penolakan Presiden Soekarno terhadap pembentukan negara bekas jajahannya menjadi Federasi Malaya pada 1963.

Menanggapi kemunculan dugaan tersebut, Pemerintah Inggris membantah dengan tegas telah terlibat dalam aksi pembantaian PKI 1965.

Akan tetapi, dokumen-dokumen yang tidak diklasifikasikan itu memberikan informasi berbeda.

Tari Lang, seorang remaja di Indonesia yang ayah dan ibunya adalah aktivis HAM, Carmel Budiardjo, pernah dipenjarakan oleh tentara.

Ia mengatakan bahwa dokumen itu “mengerikan” dan sudah seharusnya pemerintah Inggris ikut bertanggung jawab.

Setidaknya ada 500.000 orang yang diduga simpatisan PKI dibantai pada 1965-1966. Jumlah korban bahkan diperkirakan mencapai tiga juta orang.

Penelitian wartawan yang menguatkan keterlibatan CIA

Merebaknya peristiwa pembantaian PKI telah menarik perhatian sejumlah jurnalis dari berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah Kathy Kadane.

Kathy Kadane merupakan wartawan dari News State Agency.

Sejak 1989, Kathy secara intens meneliti mengenai sejauh mana peranan CIA terlibat dalam pembantaian PKI 1965.

Kathy terdorong melakukan penelitian ini setelah menemukan sebuah dokumen CIA yang menyebutkan keterlibatan mereka terhadap pembantaian PKI.

Meskipun pemerintah Inggris terus membantah dugaan keterlibatan mereka, salah satu mantan anggota CIA yang bertugas di Jakarta (1964-1967), yaitu Ralph McGehee membenarkan dugaan tersebut.

Gehee menjelaskan bahwa pembantaian PKI saat itu merupakan salah satu tragedi terburuk dalam sejarah kemanusiaan abad ke-20.

Dalam penelitian Kathy dijelaskan bahwa pembantaian 1965 diawali dengan diserahkannya daftar 5.000 nama anggota PKI yang sudah disusun CIA kepada seorang bernama Kim Adhyatman.

Dari Kim, daftar itu kemudian diserahkan kepada Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia.

Lalu, oleh Adam Malik daftar nama itu diserahkan kepada Soeharto.

Akan tetapi, Kim tidak dapat memastikan apakah daftar nama itu kemudian jatuh ke tangan Soeharto atau tidak.

Kendati demikian, sejak daftar nama itu dikirim, perburuan dan pembantaian terhadap para anggota dan simpatisan PKI dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Terlebih, setelah CIA mengirimkan sejumlah bantuan berupa peralatan militer, mobil jip, senjata api ringan, radar, dan radio komunikasi kepada Pangkostrad Mayjen Soeharto.

Konon, radio radar milik CIA saat itu memiliki teknologi yang paling canggih sehingga dapat mendengar dan menyadap berbagai informasi.

Kemudian, informasi-informasi yang diperoleh lewat radio itu dikirimkan oleh CIA dari Clark Field, Filipina, langsung ke Mabes Kostrad menggunakan pesawat C-130.

Kathy Kadane mengatakan bahwa ia memegang semua rekaman pembicaraan terkait pembantaian PKI, termasuk rekaman pembicaraan seorang militer Indonesia yang memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk membunuh seseorang.

Dan konon, yang lebih menyeramkan, pembantaian ini juga dilakukan terhadap sejumlah wanita yang diduga simpatisan PKI atau anggota keluarga dari antek PKI.

Setidaknya, ada 78 wanita yang masuk ke dalam daftar nama yang diberikan CIA itu, telah dibunuh.

Mengetahui kondisi ini, Presiden Soekarno, menurut penuturan istrinya, Dewi Soekarno, sempat meminta Soeharto menghentikan aksi pembantaian ini.

Saat itu, Presiden Soekarno baru saja menerima informasi bahwa korban pembantaian sudah mencapai 78.000 orang.

Namun, kata Dewi Soekarno, Soeharto tidak menggubris permintaan itu.

Meskipun sejumlah informasi dan bukti mengenai keterlibatan CIA dalam pembantaian PKI bermunculan, sampai saat ini kebenarannya belum dapat dipastikan.

Referensi:

  • Djarot, Eros. (2006). Siapa Sebenarnya Soeharto. Jakarta: Mediakita.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/02/110916179/dugaan-keterlibatan-inggris-dalam-pembantaian-pki-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke