Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Keterlibatan Inggris dalam Pembantaian PKI di Indonesia

Kompas.com - 02/10/2023, 11:09 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Setidaknya ada 500.000 orang yang diduga simpatisan PKI dibantai pada 1965-1966. Jumlah korban bahkan diperkirakan mencapai tiga juta orang.

Baca juga: 7 Teori Dalang G30S

Penelitian wartawan yang menguatkan keterlibatan CIA

Merebaknya peristiwa pembantaian PKI telah menarik perhatian sejumlah jurnalis dari berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah Kathy Kadane.

Kathy Kadane merupakan wartawan dari News State Agency.

Sejak 1989, Kathy secara intens meneliti mengenai sejauh mana peranan CIA terlibat dalam pembantaian PKI 1965.

Kathy terdorong melakukan penelitian ini setelah menemukan sebuah dokumen CIA yang menyebutkan keterlibatan mereka terhadap pembantaian PKI.

Meskipun pemerintah Inggris terus membantah dugaan keterlibatan mereka, salah satu mantan anggota CIA yang bertugas di Jakarta (1964-1967), yaitu Ralph McGehee membenarkan dugaan tersebut.

Gehee menjelaskan bahwa pembantaian PKI saat itu merupakan salah satu tragedi terburuk dalam sejarah kemanusiaan abad ke-20.

Dalam penelitian Kathy dijelaskan bahwa pembantaian 1965 diawali dengan diserahkannya daftar 5.000 nama anggota PKI yang sudah disusun CIA kepada seorang bernama Kim Adhyatman.

Dari Kim, daftar itu kemudian diserahkan kepada Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia.

Lalu, oleh Adam Malik daftar nama itu diserahkan kepada Soeharto.

Akan tetapi, Kim tidak dapat memastikan apakah daftar nama itu kemudian jatuh ke tangan Soeharto atau tidak.

Kendati demikian, sejak daftar nama itu dikirim, perburuan dan pembantaian terhadap para anggota dan simpatisan PKI dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Terlebih, setelah CIA mengirimkan sejumlah bantuan berupa peralatan militer, mobil jip, senjata api ringan, radar, dan radio komunikasi kepada Pangkostrad Mayjen Soeharto.

Konon, radio radar milik CIA saat itu memiliki teknologi yang paling canggih sehingga dapat mendengar dan menyadap berbagai informasi.

Kemudian, informasi-informasi yang diperoleh lewat radio itu dikirimkan oleh CIA dari Clark Field, Filipina, langsung ke Mabes Kostrad menggunakan pesawat C-130.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com