KOMPAS.com - Masyarakat Ekonomi ASEAN atau disingkat MEA adalah sistem perdagangan pasar bebas yang dilakukan oleh semua negara anggota ASEAN.
Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN dan diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi.
Oleh sebab itu, lewat dibentuknya MEA, negara-negara anggota ASEAN diharapkan mampu bersaing secara global.
Namun, pada praktiknya, MEA juga memiliki dampak negatif.
Apa dampak negatif MEA di Indonesia?
Baca juga: Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA): Pembentukan, Tujuan, dan Manfaat
Beberapa dampak negatif MEA di Indonesia adalah:
Dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas akan mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia.
Hal ini lantas mengakibatkan timbulnya persaingan tenaga kerja yang kompetitif.
Ketika MEA berlaku, ada delapan bidang ketenagakerjaan yang dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan.
Akan tetapi, pernyataan ini sempat disanggah oleh Prita Kemal Gani, Pendiri London School of Public Relations, Jakarta.
Ia menyatakan bahwa ketakutan bahwa Indonesia akan dibanjiri tenaga asing sehingga tenaga kerja lokal akan tergeser tidaklah tepat.
Justru MEA akan memberikan peluang besar bagi tenaga kerja Indonesia.
Baca juga: Tujuan Dibentuknya MEA
Lebih lanjut, MEA juga memberikan dampak negatif pada sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.
Seperti yang diketahui, Indonesia kaya akan sumber daya alamnya yang beraneka ragam.