Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Negatif MEA di Indonesia

Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN dan diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi.

Oleh sebab itu, lewat dibentuknya MEA, negara-negara anggota ASEAN diharapkan mampu bersaing secara global.

Namun, pada praktiknya, MEA juga memiliki dampak negatif.

Apa dampak negatif MEA di Indonesia?

Dampak negatif MEA di Indonesia

Beberapa dampak negatif MEA di Indonesia adalah:

  1. Persaingan tenaga kerja
  2. Eksploitasi SDA oleh perusahaan asing
  3. Industri lokal bersaing dengan produk luar negeri

Persaingan tenaga kerja

Dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas akan mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia.

Hal ini lantas mengakibatkan timbulnya persaingan tenaga kerja yang kompetitif.

Ketika MEA berlaku, ada delapan bidang ketenagakerjaan yang dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan.

Akan tetapi, pernyataan ini sempat disanggah oleh Prita Kemal Gani, Pendiri London School of Public Relations, Jakarta.

Ia menyatakan bahwa ketakutan bahwa Indonesia akan dibanjiri tenaga asing sehingga tenaga kerja lokal akan tergeser tidaklah tepat.

Justru MEA akan memberikan peluang besar bagi tenaga kerja Indonesia.

Eksploitasi SDA oleh perusahaan asing

Lebih lanjut, MEA juga memberikan dampak negatif pada sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.

Seperti yang diketahui, Indonesia kaya akan sumber daya alamnya yang beraneka ragam.

Namun, hal ini juga patut diperhatikan lebih lanjut, karena dapat mengundang perusahaan asing untuk mengeksploitasi sumber daya alam di Indonesia.

Industri lokal bersaing dengan produk luar negeri

MEA membuat industri lokal harus mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.

Hal ini dikarenakan banyaknya produk impor yang masuk ke Indonesia dalam jumlah yang banyak sehingga dapat mengancam posisi produk lokal.

Tidak hanya itu, tidak sedikit juga warga Indonesia, khususnya yang berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke atas, lebih memilih untuk berobat ke luar negeri, seperti ke Singapura, Malaysia, Thailand, India, dan banyak negara lainnya.

Referensi:

  • Widajat, Rochmanadji. (2021). Being a Sustainable & Ubiquitous Indonesia Hospital: Membangun Rumah Sakit Khas Indonesia di Tengah dan Pasca-Pandemi COVID 19. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Dr. Dian Ferricha, S.H., M.H. (2019). Hukum Ketenagakerjaan di Era Digitalisasi. Surabaya: CV Jakad Media Publishing.
  • Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri. (2014). Majalah ASEAN Edisi 6, KTT ASEAN Pertama Presiden Joko Widodo. Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/23/100000279/dampak-negatif-mea-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke