Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya BJ Habibie Mengatasi Krisis Ekonomi

Kompas.com - 05/04/2023, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - BJ Habibie merupakan presiden Indonesia ketiga, yang menjabat setelah Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

BJ Habibie menjadi presiden RI di tengah kondisi negara sedang kacau-balau akibat ketidakpuasan rakyat terhadap rezim Orde Baru.

Sebagai presiden ketiga RI, BJ Habibie harus bekerja keras untuk meredam kekacauan politik dan ekonomi yang terjadi di Indonesia pada akhir kekuasaan Orde Baru.

Masa depan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia pun menjadi salah satu prioritas BJ Habibie setelah resmi dilantik menjadi presiden.

Langkah-langkah apa sajakah yang dilakukan oleh BJ Habibie untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia?

Baca juga: Mengapa Presiden Soeharto Mengundurkan Diri?

Kebijakan ekonomi BJ Habibie

Berbagai permasalahan di bidang ekonomi yang dihadapi Presiden BJ Habibie yakni, menurunnya daya beli masyarakat, tingginya kemiskinan, meningkatnya pengangguran, dan menurunnya kepercayaan rakyat terhadap perbankan.

Pada 22 Mei 1998, Presiden Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan, yang melaksanakan sidang pertama tiga hari setelahnya.

Dalam sidang, Presiden Habibie menyampaikan dua sasaran pokok terkait upaya mengatasi krisis ekonomi, yakni tersedianya bahan makanan pokok dan kembali berputarnya roda perekonomian masyarakat.

Baca juga: Tujuan Gerakan Reformasi 1998

Langkah awal yang diambil Presiden Habibie untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi adalah mencari dukungan dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan komunitas negara-negara penyokong guna memulihkan perekonomian negara.

Kebijakan BJ Habibie pada masa reformasi di bidang ekonomi pun dilakukan mengikuti saran-saran IMF, yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia saat itu.

Berdasarkan hal tersebut, reformasi ekonomi yang diterapkan Presiden BJ Habibie mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:

  • Merestrukturasi dan memperkuat sektor keuangan serta perbankan.
  • Memperkuat basis sektor riil ekonomi.
  • Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi pihak-pihak yang paling menderita akibat krisis.

Baca juga: Hafidin Royan, Pahlawan Reformasi 1998

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, upaya BJ Habibie dalam mengatasi krisis ekonomi di antaranya:

  • Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan Unit Pengelola Aset Negara.
  • Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
  • Melakukan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian
  • Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
  • Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
  • Mengesahkan UU NO. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
  • Mengesahkan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Ketika BJ Habibie menjadi presiden, nilai tukar rupiah telah anjlok.

Kebijakan-kebijakan BJ Habibie berhasil menurunkan laju inflasi dan menormalkan distribusi barang-barang kebutuhan pokok.

Pencapaian yang menonjol lainnya adalah, kebijakan pemotongan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mampu meningkatkan nilai rupiah hingga di bawah Rp 10.000 per dollar AS.

 

Referensi:

  • Makka, A Makmur. (2017). Mr. Crack dari Parepare. Jakarta: Republika Penerbit.
  • Tim Smart Genesis. (2016). UUD 1945 & Amandemen. Yogyakarta: Genesis Learning.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com