Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Plumpungan, Tanda Berdirinya Kota Salatiga

Kompas.com - 30/10/2023, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Prasasti Plumpungan merupakan prasasti berbahan batu andesit yang keberadaannya sangat penting bagi masyarakat Salatiga, Jawa Tengah.

Prasasti ini dibuat pada 24 Juli 750. Momen pembuatan Prasasti Plumpungan ditetapkan sebagai hari lahirnya Salatiga.

Hari Jadi Kota Salatiga yang jatuh pada 24 Juli telah diresmikan melalui Perda No. 15 tahun 1995.

Lantas, bagaimana isi Prasasti Plumpungan?

Baca juga: Prasasti Tri Tepusan, Berkaitan dengan Asal-usul Candi Borobudur?

Isi Prasasti Plumpungan

Prasasti Plumpungan yang berangka tahun 672 Saka atau 24 Juli 750 Masehi, ditulis menggunakan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Sanskerta.

Batu Prasasti Plumpungan atau terkadang disebut Prasasti Hampra, berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm, dengan garis lingkar mencapai 5 meter.

Prasasti Plumpungan ditemukan di Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Kini, prasasti ini masih disimpan di tempat asalnya dan dijaga dengan baik.

Prasasti Plumpungan telah diterjemahkan oleh JG de Casparis dan disempurnakan juga oleh Poerbatjaraka.

Baca juga: Prasasti Luitan, Bukti Korupsi Petugas Pajak

Melansir laman Kemdikbud, berikut ini isi Prasasti Plumpungan yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

  • Semoga sejahtera, Selamatlah rakyat sekalian. Tahun Saka 672 telah berlalu, pada tanggal 21 bulan 5 hari (Selasa)
  • tengah hari
  • Menurut pelajaran suci (dharma) dan karena restu kebaktiannya kepada dewa yang tinggi, memberikan sedekah tanah yang akan membawa kebahagiaan kepada mereka
  • yaitu penduduk Desa Hampra yang terletak di daerah Trigramwya. (Mereka) mendapat restu (dengan persetujuan) raja putri (?) yang sempurna.
  • Dan karena itu mendirikan daerah s?ma di daerah sekitarnya.
  • Sedekah ini dari dia yang bernama Bhanu yang telah membangun tempat suci ini di dunia dan untuk kehidupan yang kekal.

Prasasti Plumpungan berisi ketetapan tentang status tanah perdikan (tanah bebas pajak) terhadap Desa Hampra, yang kini dikenal sebagai Salatiga.

Dasar pemberian daerah perdikan biasanya untuk desa atau daerah yang benar-benar berjasa kepada seorang raja.

Baca juga: Prasasti Manjusrigrha, Menceritakan Penyempurnaan Candi Sewu

Prasasti Plumpungan ditulis oleh seorang Citraleka, yang sekarang disebut sebagai pujangga, dibantu oleh sejumlah pendeta atau resi.

Mengutip visitjawatengah.jatengprov.go.id, nama Bhanu yang disebutkan pada prasasti adalah seorang raja yang sangat memperhatikan rakyat.

Diperkirakan, daerah kekuasaannya saat itu meliputi sekitar Salatiga, Semarang, Ambarawa, dan Boyolali.

Melihat penanggalannya, Bhanu seharusnya hidup bersamaan dengan Rakai Panangkaran, raja kedua Mataram Kuno.

Akan tetapi, hingga kini tidak diketahui apa hubungan antara Bhanu dengan Rakai Panangkaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com