KOMPAS.com - Konflik Israel dan Palestina pertama kali terjadi pada 1917 yang ditandai dengan dikeluarkannya Deklarasi Balfour.
Secara garis besar, isi Deklarasi Balfour adalah memberikan dukungan dari pemerintah Britania Raya terhadap berdirinya tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina.
Namun ternyata, deklarasi ini memicu ketidakpuasan di kalangan penduduk Palestina.
Akibatnya, terjadilah Konflik Israel-Palestina.
Ada 3 penyebab konflik Israel-Palestina, yaitu:
Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Bangsa Israel
Penyebab konflik Israel dan Palestina adalah keduanya ingin mendirikan negara di tanah yang sama.
Keinginan ini kemudian melahirkan gerakan zionisme.
Zionisme adalah upaya keagamaan dan politik yang membawa ribuan orang Yahudi dari seluruh dunia kembali ke tanah air kuno mereka di Timur Tengah.
Gerakan zionisme terbentuk pada 1897.
Zionis berasal dari bahasa Ibrani, zion, yang merujuk pada Yerusalem.
Gerakan Zionisme marak dilakukan setelah Perang Dunia I, di mana Inggris mendapatkan mandat untuk membantu mendirikan negara bagi orang-orang Yahudi di wilayah itu.
Secara garis besar, gerakan Zionisme bertujuan untuk membentuk sebuah negara Yahudi sebagai suaka untuk semua bangsa Yahudi di berbagai pelosok dunia.
Sebagian besar orang Yahudi Timur Tengah juga pindah ke Israel, entah untuk menghindari kekerasan anti-Semit atau karena diusir secara paksa.
Semakin banyaknya imigran Yahudi yang datang, semakin banyak pula tanah dibutuhkan untuk dijadikan pemukiman.
Hal ini yang kemudian memicu terjadinya konflik dan sengketa perebutan tanah di antara bangsa Palestina dan Israel.