KOMPAS.com - Menurut seorang peneliti, Yatim Riyanto, penelitian sejarah merupakan exspost facto research yang dinaungi oleh penelitian kualitatif.
Artinya, penelitian sejarah tidak dapat dimanipulasi atau dikontrol terhadap variabel, sebagaimana dalam penelitian eksperimen.
Penelitian sejarah disebut sebagai penelitian yang eksklusif karena hanya berfokus pada penelitian yang sudah terjadi di masa lalu.
Baca juga: Kelemahan Utama dalam Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah merupakan penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik yang berkaitan dengan kejadian masa lalu.
Pencarian data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis berhubungan dengan penyebab, pengaruh, atau perkembangan kejadian yang mungkin dapat membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian mendatang.
Berkaitan dengan hal tersebut, sejumlah peneliti, yaitu John W Best dan Yatim Riyanto menyatakan bahwa sejarah merupakan "rekaman" prestasi manusia.
Hal ini berarti, penelitian sejarah bukan hanya berisi daftar rentetan peristiwa secara kronologis, melainkan gambaran mengenai hubungan yang benar-benar manunggal antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat.
Berdasarkan dari pandangan yang disampaikan oleh sejumlah ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung sejumlah unsur pokok, yaitu:
Baca juga: Mengapa Historiografi Paling Berat dalam Penelitian Sejarah?
Para peneliti memutuskan melakukan penelitian sejarah dengan tujuan:
Baca juga: Penelitian Manusia Purba di Indonesia: Tokoh, Lokasi, dan Penemuan
Secara umum, penelitian sejarah dibagi ke dalam empat jenis, yaitu:
Langkah-langkah penelitian sejarah pada umumnya mencakup:
Referensi: