Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelemahan Utama dalam Penelitian Sejarah

Kompas.com - 20/09/2023, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut Kuntowijoyo, seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan asal Bantul, Yogyakarta, ada lima langkah dalam melakukan penelitian sejarah.

Tahap penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo adalah pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sejarah), interpretasi, dan historiografi (penulisan).

Pada dasarnya, tujuan penelitian sejarah adalah untuk mendapat informasi, pengetahuan, pemahaman, dan makna dari kejadian yang diteliti.

Namun, dari kelima tahapan tersebut, apa kelemahan utama dalam penelitian sejarah?

Baca juga: Maksud Interpretasi dalam Metode Penulisan Sejarah

Kelemahan utama penelitian sejarah

Kelemahan dalam penelitian sejarah terdapat dalam interpretasi.

Interpretasi adalah melakukan penafsiran atau analisis terhadap data yang sudah didapat dari berbagai sumber.

Interpretasi terdiri ada dua macam, yaitu analisis (penguraian) dan sintesis (menyatukan).

Sejarah sebagai peristiwa dapat diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai sumber, seperti data, dokumen, buku, dan situs-situs sejarah.

Oleh sebab itu, proses interpretasi juga harus bersifat selektif. Sebab, tidak mungkin semua fakta akan dimasukkan begitu saja ke dalam sebuah cerita sejarah.

Setiap fakta yang ditemukan harus lebih dulu dipilih yang paling relevan dengan topik yang akan ditulis.

Baca juga: Pengertian Sejarah Menurut Kuntowijoyo

Pada tahap interpretasi ini, peneliti harus melakukan penafsiran akan makna atas fakta-fakta yang ada. Hubungan antara berbagai fakta harus dilandasi sifat objektif.

Oleh karena itu, tahap interpretasi dapat menjadi kelemahan karena merupakan tahap yang paling rawan bagi sejarawan.

Sejarawan harus berhati-hati dalam melakukan interpretasi atas fakta sejarah yang mereka temukan agar tidak subjektif.

Tidak hanya itu, sejumlah ilmuwan juga berpendapat bahwa sejarah membutuhkan metode dan penafsiran berbeda karena sulitnya memahami kejadian di masa lampau.

Lalu, sulit pula untuk menguji sumber-sumber secara kritik untuk memastikan fakta yang diperoleh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Berprasangka Baik atau Buruk pada Manusia?

Berprasangka Baik atau Buruk pada Manusia?

Stori
Kenapa Inggris Disebut The Black Country?

Kenapa Inggris Disebut The Black Country?

Stori
Patronase Ilmu dan Seni

Patronase Ilmu dan Seni

Stori
Sejarah Hari Antikorupsi Sedunia

Sejarah Hari Antikorupsi Sedunia

Stori
7 Peninggalan Zaman Megalitikum dan Fungsinya

7 Peninggalan Zaman Megalitikum dan Fungsinya

Stori
Apa Isi Politik Etis?

Apa Isi Politik Etis?

Stori
Pembabakan Zaman Batu

Pembabakan Zaman Batu

Stori
Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Stori
Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Stori
Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Stori
Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Stori
Siapa Itu Abel Tasman?

Siapa Itu Abel Tasman?

Stori
Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Stori
Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Stori
Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com