Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marcopolo dan Ibnu Battutah, Tokoh yang Menulis Keadaan Samudra Pasai

Kompas.com - 08/09/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berkuasa dari abad ke-13 hingga abad ke-16.

Samudera Pasai berada di pesisir utara Sumatera, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Bukti keberadaan Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat dari beberapa catatan yang ditulis oleh sejumlah tokoh.

Tokoh yang menulis keadaan Samudera Pasai adalah Marcopolo dan Ibnu Battutah.

Baca juga: Bagaimana Kerajaan Samudera Pasai Menurut Tome Pires?

Catatan Marcopolo tentang Kerajaan Samudera Pasai

Marcopolo adalah seorang musafir dari Venesia, Italia, yang menuliskan keadaan Samudera Pasai.

Sebab, saat Samudera Pasai dipimpin oleh Raja Sultan As-Saleh, seorang saudagar Italia, yaitu Marcopolo datang.

Pada saat itu, Marcopolo hendak pergi ke Mongol melalui jalur darat untuk menjemput putri Kaisar Mongol yang akan dipersembahkan kepada Kaisar Romawi.

Saat dalam perjalanan pulang ke Eropa, Marcopolo menempuh jalur laut dan singgah di daerah Sumatera bagian utara.

Dalam persinggahannya inilah, Marcopolo menuliskan catatan pada 1292, bahwa ia melihat keberadaan kerajaan Islam yang berkembang pada saat itu, yakni Samudera Pasai.

Di dalam catatannya tersebut Marcopolo menuliskan keadaan Samudera Pasai yang memiliki komoditas perdagangan yang berharga, seperti kapur barus.

Baca juga: Penyebab Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

Catatan Ibnu Battutah tentang Samudera Pasai

Ibnu Battutah adalah seorang penjelajah Muslim asal Maroko yang pernah berlabuh di pantai timur Sumatera.

Ibnu Battutah diperkirakan tiba di Kerajaan Samudera Pasai setelah berlayar selama 25 hari di Barhnakar (sekarang masuk wilayah Myanmar).

Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Battutah menggambarkan Samudera Pasai sebagai kota besar yang indah, dikelilingi dinding, dan menara kayu.

Selain itu, Ibnu Battutah juga menggambarkan perdagangan di daerah itu juga sangat maju, yang ditandai dengan penggunaan mata uang emas.

Ibnu Battutah juga menuliskan kekagumannya terhadap pemimpin Kerajaan Samudera Pasai saat itu, yakni Sultan Malikul Dhahir.

Ibnu Battutah menggambarkan Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang bijaksana, rendah hati, dan perhatian kepada fakir miskin.

Catatan perjalanan Ibnu Battutah di Samudera Pasai ini diberi judul Ar-Rihlah pada 1345 M.

 

Referensi:

  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com