Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Samudera Pasai Disebut Serambi Mekkah

Kompas.com - 12/10/2022, 12:30 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara yang bertakhta sejak abad ke-13 hingga abad ke-16.

Kerajaan Samudera Pasai berada di pesisir utara Sumatera, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai pusat perdagangan, karena menjadi produsen sutra, kapur barus, dan emas.

Selain itu, Samudera Pasai juga dijuluki sebagai Serambi Mekkah.

Hal ini juga didukung oleh Samudera Pasai yang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Nusantara.

Lalu, apa latar belakang Kerajaan Samudera Pasai disebut Serambi Mekkah?

Baca juga: Mengapa Samudera Pasai Menjadi Pusat Studi Islam di Nusantara?

Diterapkan aturan-aturan hukum Islam

Latar belakang Kerajaan Samudera Pasai disebut Serambi Mekkah karena diterapkannya aturan-aturan hukum Islam.

Terkait dengan julukan Serambi Mekkah, ada dua pandangan mengenai makna di balik sebutan tersebut.

Pertama, dalam naskah kuno karya Ar-Raniri, Serambi Mekkah disebut merujuk kepada Aceh yang dianggap sebagai sebuah kota yang megah seperti Mekkah, sehingga dipandang sebagai "Mekkah kawasan Timur".

Kedua, pengertian Serambi Mekkah merujuk pada pandangan salah seorang Belanda bernama Snouck Hurgronje yang mengartikan sebagai "Gerbang ke Tanah Suci."

Penyebutan ini muncul karena adanya fakta bahwa Aceh kerap digunakan oleh para calon haji sebagai tempat persinggahan sebelum mereka berangkat ke Mekkah.

Kemudian, Kerajaan Samudera Pasai juga menerapkan berbagai ajaran-ajaran Islam di dalamnya sehingga sangat melekat pada istilah Serambi Mekkah.

Hal ini juga disebabkan oleh adanya pengaruh para pedagang Islam dari Persia, Arab, dan India yang sejak abad ke-7 dan ke-8 sudah singgah di Samudera Pasai.

Apabila ditilik dari sejarahnya, wilayah Kerajaan Samudera Pasai juga merupakan titik awal terjadinya persebaran Islam di Nusantara.

Terlebih, Sultan Samudera Pasai disebut-sebut sebagai sosok yang sangat menjunjung tinggi agama dan berhasil membuat penduduk di daerah-daerah sekitarnya memeluk Islam.

Kendati begitu, seiring berjalannya waktu, keberadaan Samudera Pasai mulai mengalami keruntuhan.

Salah satu penyebab Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran adalah adanya pusat politik dan perdagangan baru di Malaka yang lokasinya lebih strategis.

Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada 1517, yang dipimpin oleh raja terakhir Samudera Pasai, yaitu Sultan Zainal Abidin IV.

 

Referensi:

  • Djumala, Darmansjah. (2013). Soft Power untuk Aceh. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com