Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Politik Kerajaan Samudera Pasai

Kompas.com - 27/07/2022, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai terletak di pesisir utara Sumatera, lebih kurang 15 kilometer di sebelah timur Lhokseumawe, Aceh.

Kerajaan Islam ini mulai tumbuh pada abad ke-13 di bawah penguasa pertamanya bernama Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh (1270-1297).

Sebagai kerajaan Islam, raja-raja yang memerintah bergelar sultan. Dalam sejarahnya, ada pula penguasa perempuan yang memegang tampuk kekuasaan dengan gelar sultanah.

Berikut ini kehidupan politik Kerajaan Samudera Pasai.

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Diperintah penguasa bergelar sultan

Tidak banyak sumber sejarah terkait Kerajaan Samudera Pasai, beberapa di antaranya adalah catatan Marco Polo dan Ibnu Batutah, serta Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai.

Dari Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai, berikut ini para sultan dan sultanah yang pernah memimpin Kerajaan Samudera Pasai.

  • Sultan Malik Al-Saleh (...-1297)
  • Sultan Muhammad Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir I (1297-1326)
  • Sultan Mahmud Malik Az Zahir (1346-1383)
  • Sultan Zainal Abidin Malik Az Zahir (1393-1405)
  • Sultanah Nahrisyah atau Nahrasiyah (1405-1412)
  • Abu Zaid Malik Az Zahir (1412-...)
  • Mahmud Malik Az Zahir (1513-1524)

Selain dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai, nama sultan dan sultanah, kecuali Sultan Malik Al-Saleh, juga tercantum pada mata uang kerajaan.

Baca juga: Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Diriwayatkan bahwa sultan sangat dihormati rakyat dan selain menjadi pemimpin pemerintahan juga menjadi pemimpin agama.

Dalam menjalankan tugasnya, sultan dibantu seorang patih yang bergelar amir.

Menurut Ibnu Batutah, yang berkunjung pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, sultan Samudera Pasai adalah sosok yang menjunjung tinggi agama dan berhasil mengislamkan penduduk di daerah-daerah sekitarnya.

Atas dasar fakta tersebut, diduga di Kerajaan Samudera Pasai telah diterapkan aturan-aturan hukum Islam.

Hubungan diplomasi dengan luar negeri

Sejak masa pemerintahan Sultan Malik Al-Saleh, Kerajaan Samudera Pasai diduga telah menjalin hubungan diplomasi dengan China.

Hubungan tersebut dijaga dengan mengirim utusan-utusan ke China.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Ibnu Batutah, yang berkunjung pada 1345, memberitakan bahwa Kerajaan Samudera Pasai telah menjalin komunikasi dan hubungan diplomasi dengan Kesultanan Delhi di India.

Sedangkan menurut Tome Pires, seorang ahli obat-obatan dari Portugal yang pernah tinggal di Malaka, kehidupan politik pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemajuan pada awal abad ke-16.

Saat itu, Samudera Pasai mengadakan hubungan persahabatan dengan Malaka, bahkan mengikatnya dengan perkawinan.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Srinansy dan Harry Rachadian. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com