Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Malikussaleh, Pendiri Kesultanan Samudera Pasai

Kompas.com - 25/07/2022, 07:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meurah Silu atau Sultan Malikussaleh adalah pendiri Kesultanan Samudera Pasai.

Kesultanan Samudera Pasai sendiri adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara, tepatnya pada abad ke-13.

Sebelum menjadi pemimpin Samudera Pasai, Sultan Malikussaleh belum beragama Islam.

Ada riwayat yang menjelaskan bahwa Sultan Malikussaleh menjadi pemimpin Samudra Pasai setelah diangkat oleh orang Mesir.

Riwayat Singkat

Sultan Malikussaleh lahir di Nagur, Tanah Gayo pada abad ke-13. Ketika kecil ia memiliki nama Meurah Silu atau Marah Silu.

Ia merupakan keturunan dari Suku Imam Empat atau Sukee Imeum Peuet, sebutan bagi keturunan empat maharaja atau meurah bersaudara yang berasal dari Champa.

Suku tersebut diyakini sebagai pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh sebelum terpengaruh oleh agama Islam.

Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

Sultan Malikussaleh naik takhta Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1267 hingga 1297.

Sebelumnya, Samudera Pasai merupakan gabungan dari dua kerajaan, yaitu Samudera dan Pasai.

Ada juga riwayat yang menjelaskan bahwa Sultan Malikussaleh naik takhta Kesultanan setelah diangkat oleh Laksmana Laut dari Mesir yang bernama Nazimuddin al-Kamil.

Selain dikenal sebagai pendiri Kesultanan Samudera Pasai, Sultan Malikussaleh juga dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam di Asia Tenggara.

Ketika ia diangkat menjadi Sultan Samudera Pasai, yang pertama dilakukannya adalah membasmi paham Syiah.

Sultan Malikussaleh melakukan hal itu untuk menanamkan ajaran Islam yang berlandaskan Mazhab Syafi'i.

Selain itu, di era kepemimpinannya, Samudera Pasai mulai berkembang. Hal itu dibuktikan dengan catatan dari Ibnu Batuttah, seorang penjelajah asal Maroko.

Ibnu Batuttah mencatat bahwa Samudera Pasai merupakan wilayah pesisir barat Pulau Sumatera yang memiliki tanah yang subur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com