Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patuntung, Kepercayaan Tiga Tuhan di Sulawesi Selatan

Kompas.com - 22/06/2023, 08:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat di Bulukumba, Sulawesi Selatan, memiliki keragaman budaya salah satunya adalah bentuk kepercayaan yang diwariskan secara turun temurun.

Salah satu kepercayaan yang hingga kini masih diyakini oleh sebagian masyarakatnya adalah kepercayaan Patuntung.

Baca juga: Kepercayaan Masyarakat China Kuno dan Perkembangannya

Patuntung dan Penganutnya

Secara bahasa, Patuntung berarti tuntunan, penuntun, atau pemberi tuntunan, adalah kepercayaan warisan nenek moyang masyarakat Bulukumba yang hidup di lereng Gunung Bawakaraeng.

Masyarakat yang meyakini kepercayaan Patuntung terkelompok di beberapa wilayah seperti Kecamatan Sinjai Barat, Balagana, dan Kajang.

Mereka adalah kelompok masyarakat yang mengimani bahwa alam ini diciptakan dan diatur oleh tiga tuhan yaitu Karaeng Ampatanna, Karaeng Kaminang Kammaya, dan Patanna Pa’rasan.

Ketiga tuhan ini memiliki masing-masing tugas, tuhan pertama menciptakan, yang kedua merawat, dan yang ketiga memelihara secara global.

Baca juga: Mengenal Selam Sunda Wiwitan, Kepercayaan dan Tradisi Leluhur Suku Baduy

Lahirnya kepercayaan ini beriringan dengan pengkultusan Gunung Bawakaraeng sebagai tempat suci dan agung bagi penganut Patuntung.

Mereka mempercayai bahwasannya kawasan Gunung Bawakaraeng merupakan pusat bumi sebagaimana manusia yang juga memiliki pusat atau pusar.

Menurutnya, puncak gunung tersebut adalah satu-satunya puncak yang tidak tersentuh air laut ketika bumi masih digenangi air laut dahulu kala.

Di atas gunung itu juga dipercayai didiami oleh tujuh wali yang memiliki tugas berbeda-beda diantaranya wali penyembuhan penyakit, wali kekebalan dan tenaga dalam, wali ahli bagian magis, dan sebagainya.

Mereka yang menganut kepercayaan ini memiliki pola dan aturan hidup tersendiri.

Baca juga: Ugamo Malim, Kepercayaan Kuno Masyarakat Lokal Batak

Pola dan Aturan Sosial

Kelompok penganut Panuntung memiliki pola hidup yang cenderung menyatu dengan alam, maksudnya sangat menghargai dan menikmati alam sekitarnya.

Kelompok penganut kepercayaan ini memiliki pola sosial yang eksplisit, yaitu memisahkan diri dari kelompok sekitarnya.

Mereka hidup tanpa adanya teknologi, misalnya mereka tidak menggunakan listrik sebagaimana masyarakat di sekitarnya.

Ciri khas yang membedakan kelompok ini dengan kelompok lainnya dapat dilihat dari pakaian mereka yang serba hitam dan hidup tanpa listrik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com