KOMPAS.com - Pada awal kemunculannya, manusia purba hidup secara sederhana karena keterbatasan mereka dalam memanfaatkan bahan-bahan yang disediakan oleh alam.
Dalam perkembangannya, kemampuan manusia purba terus terasah hingga mengenal tenologi pembuatan peralatan sehari-hari dan membentuk kebudayaan.
Di samping itu, masyarakat praaksara sudah mengenal kehidupan religi atau kepercayaan.
Apa saja bukti-bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat praaksara telah mengenal sistem kepercayaan?
Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya
Lukisan-lukisan di dinding gua atau karang dapat menggambarkan kehidupan kepercayaan masyarakat praaksara.
Cap tangan dengan latar belakang cat merah mungkin mengandung arti kekuatan atau lambang pelindung untuk mencegah roh jahat.
Menurut Roder dan Galis, yang menyelidiki lukisan di Papua, lukisan-lukisan yang mereka temui bertalian dengan upacara penghormatan nenek moyang, penguburan, dan mungkin juga untuk ilmu dukun, seperti meminta hujan atau kesuburan.
Selain di Papua, lukisan yang menjadi bukti bahwa masyarakat praaksara telah mengenal sistem kepercayaan juga ditemukan di Pulau Seram, Maluku.
Baca juga: Kepercayaan Dinamisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya
Dolmen adalah meja batu yang digunakan oleh manusia praaksara untuk meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
Dolmen umumnya berupa batu berukuran besar dengan permukaan datar yang disangga dengan beberapa batu berukuran lebih kecil.
Fungsi dolmen sebagai tempat untuk meletakkan sesaji bagi arwah nenek moyang dan kebutuhan peribadatan.
Adakalanya, ruang di bawah dolmen digunakan sebagai tempat meletakkan jenazah agar terhindar dari binatang buas.
Dolmen ditemukan di Eropa, Afrika, dan Asia. Di Indonesia, dolmen dapat ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung Barat, dan Jawa Timur.
Baca juga: Dolmen: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan
Menhir adalah hasil kebudayaan Megalitikum yang berupa tiang atau tugu terbuat dari batu melambangkan arwah nenek moyang.
Benda peninggalan zaman Megalitikum ini dapat berupa batu tunggal (monolith) atau berupa sekelompok batu yang diletakkan sejajar di atas tanah.