KOMPAS.com - Ugamo Malim merupakan salah satu ajaran atau kepercayaan lokal yang diyakini oleh sebagian orang Batak.
Adapun Ugamo Malim ini diperkirakan sudah ada sejak zaman kuno.
Para penganut Ugamo Malim berpendapat bahwa ajaran ini muncul sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Namun, saat itu, namnya bukan Ugamo Malim dan hanya berbentuk kepercayaan dengan ajaran secara lisan.
Baca juga: Proses Masuknya Agama Katolik dan Kristen di Indonesia
Ugamo Malim baru berbentuk lembaga setelah Sisingamangaraja meninggal dunia pada 1907.
Ugamo Malim yang merupakan agama lokal bagi sebagian masyarakat Batak muncul sejak era kuno.
Bahkan, Ugamo Malim diperkirakan muncul sejak 3.000 tahun sebelum masehi.
Para penganut Ugamo Malim menilai bahwa Raja Ihat dan Boru merupakan manusia pertama orang Batak.
Raja Ihat dan Boru dipercaya oleh para penganut Ugamo Malim, sebagai manusia pertama yang diturunkan di dunia.
Dari Raja Ihat dan Boru inilah yang menjadi bagian dari keyakinan para penganut Ugamo Malim.
Sementara itu, para penganut Ugamo Malim menganggap bahwa Tuhan Debata Mulajadi Naboloh merupakan pencipta manusia, langit, bumi, dan segala isinya.
Ugamo Malim eksis di Sumatera Utara hingga abad ke-19 atau pada 1880-an.
Pada 1880-an, Belanda mulai masuk wilayah Sumatera Utara dengan membawa agama mereka.
Sebelumnya, pengaruh Islam juga masuk ke wilayah Sumatera Utara dan dianggap menyingkirkan eksistensi Ugamo Malim.
Saat itu, Ugamo Malim belumlah dikenal sebagai sebuah agama yang terorganisasi atau dilembagakan, melainkan hanya sebuah kepercayaan terhadap tuhan atau Debata Mulajadi Nabolon.
Salah satu tokoh yang menganut Ugamo Malim adalah Sisingamangaraja XII. Ia dianggap sebagai nabi bagi penganut Ugamo Malim.
Belanda yang mulai menginvasi Sumatera Utara mengancam nyawa Sisingamangaraja XII.
Saat itu, Sisingamangaraja XII menjadi salah satu tokoh yang berjuang melawan upaya penjajahan Belanda di Sumatera Utara.
Sebelum Sisingamangaraja meninggal dunia pada 1907, ia berpesan kepada Lanja Naipospos untuk terus menyebarkan dan melestarikan kepercayaan orang Batak kepada Debata Mulajadi Nabolon.
Setelah itu, muncul Raja Nasiakbagi, penerus Sisingamangaraja. Ia kemudian dikenal sebagai Malim Debata yang pertama kali mencetuskan agar Ugamu Malim dilembagakan sebagai agama.
Baca juga: Sejarah Lahirnya Agama Buddha
Sejak saat itu, Ugamo Malim menjadi ajaran bagi sebagian orang Batak yang sudah terorganisasi.
Referensi: