Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkebunan Tembakau di Deli Inspirasi Kereta Api Sumatra

Kompas.com - 06/05/2023, 23:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Deli, pada abad ke-19 merupakan wilayah di Sumatra Timur.

Deli menjadi salah satu sentra perkebunan tembakau di Sumatra sejak pengusaha tembakau asal Jawa, Jacobus Nienhuys menjadi pelopor penanaman tembakau di Deli.

Di Deli, pada 1866, Nienhuys mendirikan perusahaan industri tembakau bernama Deli Maatschappij bersama sekondannya G.C. Clemen dan P.W. Jensen.

Laman Kompas.com edisi 20 Maret 2013 sebagai bahan literatur menyebut tembakau deli sempat mengalami masa kejayaan tatkala Hindia Belanda berkuasa.

Tembakau deli diekspor ke luar negeri oleh pemerintah Hindia Belanda.

Pelabuhan ekspor tembakau deli adalah Belawan, kini masuk wilayah Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara.

Baca juga: HUT Ke-77 KAI, 3 Balai Yasa Kereta Api Dibuka untuk Masyarakat

Tembakau

Dalam perjalanan bisnisnya, Jacobus Nienhuys cum suis (cs) menghadapi kendala pengangkutan tembakau dari Deli ke Belawan.

Jarak tempuh pada rute itu sekitar 23 kilometer.

Tantangan dari tembakau deli pada akhirnya menjadi inspirasi perkeretaapian di Sumatra.

Pelopor perkeretaapian itu adalah Deli Maatschappij dengan perusahaan anak, Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Pada 1919, DSM membangun Halte Pulubrayan di perlintasan kereta api tersebut.

Halte Pulubrayan adalah tempat pemberhentian kereta api.

Di Pulubrayan itu, DSM juga membangun bengkel kereta api atau balai yasa pusat (Central Weerkplaats) di sebelah timur Halte Pulubrayan pada 1919 juga.

Hingga kini, Balai Yasa Pulubrayan di bawah kepemilikan dan kelolaan PT Kereta Api Indonesia menjadi tempat perawatan, pemeliharaan, dan perakitan baru kereta api, lokomotif, dan gerbong wilayah Sumatra Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com