KOMPAS.com - Madiun adalah salah satu kota di Jawa Timur.
Madiun dengan stasiun kereta api serta bengkel kereta api nya menorehkan jejak sejarah kereta api barang, khususnya di Jawa.
Kereta api barang itu, kebanyakan, mengangkut komoditas ekspor di masa penjajahan Belanda.
Belanda, di masa akhir abad ke-19 mengambil komoditas kopi dan gula sebagai dana mengisi pundi-pundinya.
Kawasan di sekitar Madiun, semisal Surakarta, Nganjuk, dan sebagainya memang menjadi sentra perkebunan tebu dan kopi.
Untuk memperlancar bisnis itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api melalui perusahaan milik negara, Staats Spoorwegen (SS).
Laman Kompas.com edisi 20 September 2022, menyebut bahwa jalur kereta api itu membentang sepanjang Solo-Madiun-Nganjuk-Sidoarjo-Surabaya.
Baca juga: DAMRI Buka Rute Stasiun Madiun-Pacitan, Bisa Mampir ke Pantai Klayar
Madiun
Untuk kelengkapan kelancaran bisnis juga, pemerintah Hindia Belanda membangun stasiun kereta api dan bengkel kereta api.
Bengkel kereta api disebut juga balai yasa atau werkplaats.
Balai Yasa Madiun posisinya ada di belakang Stasiun Kereta Api Madiun.
Demi kesuksesan ekspor itu, pemerintah Hindia Belanda meresmikan Stasiun Kereta Api Madiun dan Balai Yasa Madiun pada tanggal sama, 1 Juli 1882.
Balai Yasa Madiun yang kini menjadi milik dan kelolaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjadi balai yasa tertua di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.