Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serat Wulang Pandhita Tekawardi, Warisan Masa Pakubuwana II

Kompas.com - 12/04/2023, 15:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Serat Wulang Pandhita Tekawardi merupakan satu di antara naskah kuno peninggalan masa kesultanan di Jawa.

Naskah Serat Wulang Panadhita Tekawardi merupakan naskah kuno yang berasal dari masa Pakubuwana II di Surakarta.

Serat ini merupakan karya dari Tumenggung Padmanagara yang merupakan ayahanda dari Raden Ngabehi Yasadipura I.

Serat Wulang Pandhita Tekawardi tersimpan di Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran dengan nomer koleksi A 85.

Baca juga: Mengenal Naskah Kuno Serat Yusuf Milik Permaisuri Paku Buwana I Berusia 293 Tahun

Isi

Naskah Serat Wulang Pandhita Tekawardi terdiri dari 65 lembar dengan ukuran naskah sebesar 25 cm X 39 cm.

Serat ini terdiri dari 22 pupuh yang diurutkan sebagai berikut:

1. Dhandhanggula berisi 71 bait
2. Asmaradana berisi 12 bait
3. Dhandhanggula berisi 16 bait
4. Asmaradana berisi 77 bait
5. Sinom berisi 36 bait
6. Asmaradana terdiri 36 bait
7. Sinom berisi 27 bait
8. Kinanthi berisi 41 bait
9. Dhandhanggula berisi 12 bait
10. Maskumambang terdiri 21 bait
11. Durma berisi 26 bait
12. Dhandhanggula berisi 14 bait
13. Mijil berisi 108 bait
14. Pangkur berisi 58 bait
15. Maskumambang berisi 59 bait
16. Pucung berisi 63 bait
17. Kinanthi terdiri 37 bait
18. Dhandhanggula terdiri 46 bait
19. Sinom terdiri 94 bait
20. Dhandhanggula terdiri 37 bait
21. Sinom terdiri 29 bait
22. Pangkur terdiri dari 45 bait

Baca juga: Sumbangkan Warisan Naskah Kuno Diduga Berusia 200 Tahun, Ini Harapan Rasiti

Secara umum, serat ini membicarakan tentang moral dalam beragama serta dalam bermasyarakat.

Isi dari naskah ini tidak hanya ditujukan kepada para masyarakat biasa, tetapi juga para agamawan, raja-raja, dan abdi.

Tema-tema pembahasan dalam serat ini juga beragam, mulai dari urusan berumah tangga, beragama, bermasyarakat, berpolitik, dan sebagainya.

Selain itu, dalam serat ini juga dituturkan tentang moral terhadap Tuhan, bahwa manusia harus memiliki hubungan serasi dengan pencitapnya.

Berikut beberapa bait dalam serat tersebut yang dikutip dari Kajian Nilai Budaya Dalam Serat Wulang Pandhita Tekawardi, karya Mumfangati (2017).

Tentang Beragama

Larnun ngaturaken puji/maring Allah sametane/mapan dudu pepadhane/pan Allah kang amisesa/kang amurba ing sira/den wruh ing wiwitanipun/kang nembah lan kangsinembah.

Artinya: Jika menghaturkan puji/kepada Allah seluruhnya/karena bukan sesamanya/karena Allah yang menguasai/yang menguasai dirimu/ketahuilah asal mulanya/siapa yang menyembah dan siapa yang disembah.

Baca juga: Ribuan Naskah Kuno di Solo yang Berusia Ratusan Tahun Didigitalisasi

Tentang Berpolitik

Barang karya sajroning prajeki/kang mangkana pepaes punika/punggawa ing karyane/dadi sarating ratu/yen ora patut datan becik/resep ingkang tumingal/dadi mingsilipun/kaluhuraning jroning kitab.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com