Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil KMB yang Tidak Direalisasikan Belanda Sesuai Kesepakatan

Kompas.com - 24/10/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sejak tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949, berlangsung pertemuan di Den Haag, Belanda, yang disebut Konferensi Meja Bundar (KMB).

KMB merupakan salah satu upaya diplomasi yang dilakukan untuk sepenuhnya dapat membebaskan Indonesia dari jeratan Belanda.

Setelah melewati diskusi yang cukup panjang, hasil KMB akhirnya disepakati bersama antara Indonesia dengan Belanda pada 2 November 1949.

Namun, tidak semua hasil KMB dapat dipenuhi oleh pihak Belanda.

Lalu, apa hasil KMB yang tidak dapat direalisasikan Belanda sesuai kesepakatan?

Baca juga: Dampak Negatif Konferensi Meja Bundar

Soal Irian Barat

Hasil KMB yang disepakati bersama oleh Indonesia dan Belanda, yaitu:

  • Belanda bersedia menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949.
  • Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda, yang di mana di dalam uni tersebut Indonesia dan Belanda akan bekerja sama.
  • Indonesia mengembalikan seluruh milik Belanda dan bersedia membayar utang-utang Hindia Belanda sebelum 1949.
  • Masalah Irian Barat akan dibahas satu tahun setelahnya.

Sayangnya, dari empat kesepakatan tersebut, hasil KMB yang tidak dapat direalisasikan Belanda adalah masalah Irian Barat.

Berdasarkan hasil perundingan KMB, masalah Irian Barat baru akan dibahas lebih lanjut dalam waktu satu tahun setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS.

Akan tetapi, Belanda menolak apabila Irian Barat masuk ke dalam Indonesia.

Sebab, pulau tersebut mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda dengan warga Hindia Belanda lainnya.

Supaya masalah Irian Barat ini segera selesai, Presiden Soekarno mengadakan perundingan secara bilateral secara langsung bersama Belanda.

Namun, hingga tahun 1950, upaya ini masih belum membuahkan hasil.

Baca juga: Sejarah Irian Barat hingga Bergabung ke Indonesia

Karena dianggap menyimpang dari perjanjian KMB, maka Presiden Soekarno membawa masalah Irian Barat ke forum PBB, tetapi tetap saja gagal.

Akhirnya, Presiden Soekarno meminta bantuan kepada pimpinan Blom Timur (Uni Soviet), yaitu Nikita Khrushchev.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com