JAKARTA, KOMPAS.com - Patung Pembebasan Irian Barat boleh dianggap sebagai Weltevreden kekinian.
Laman jakarta-tourism.go.id yang membahas "Patung Pembebasan Irian Barat" menyebut bahwa patung dan tugu setinggi 35 meter itu menjadi jantung Lapangan Banteng.
Baca juga: Trikora: Pembebasan Irian Barat
Lapangan Banteng adalah salah satu bagian dari Weltevreden, kota baru di masa tahun 1600.
Pada saat itu, Batavia yang ada di wilayah lebih utara dari Weltevreden, makin penuh oleh manusia.
Lantaran itulah, pemerintah VOC di Batavia mewujudkan pengembangan kota dengan menata hutan dan rawa menjadi kawasan hunian.
Indonesia
Jauh setelah Weltevreden tinggal nama, sekitar 300 tahun ke depan atau pada 1960-an, pemerintah Indonesia memulai pembangunan Patung Pembebasan Irian Barat.
Arsitek dan pematung terbaik, kala itu, menjadi perancang handal.
Ada nama Henk Ngantung, Edhi Sunarso, dan Friedrich Silaban.
Presiden Soekarno meresmikan Patung Pembebasan Irian Barat pada 17 Agustus 1963.
Revitalisasi
Pada 2017, Pemerintah DKI Jakarta merevitalisasi Patung Pembebasan Irian Barat.
Proyek termutakhir untuk Patung Pembebasan Irian Barat bertujuan menonjolkan Patung Pembebasan Irian Barat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan revitalisasi Patung Pembebasan Irian Barat pada 25 Juli 2018.
Patung Pembebasan Irian Barat memang menjadi penanda keberhasilan para pejuang Trikora merebut Irian Barat dari penjajahan Belanda.