Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trikora: Pembebasan Irian Barat

Kompas.com - 11/02/2020, 12:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Konflik Indonesia dan Belanda kembali memanas dalam upaya perebutan Irian Barat.

Pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Tiga Komando Rakyat (Trikora). Isi Trikora, yakni:

  1. Gagalkan pembentukan negara Papua
  2. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat
  3. Bersiap untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dam kesatuan tanah air dan bangsa.

Berikut secara singkat pembentukan Trikora:

Latar belakang

Sejak terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), masalah Irian Barat tidak sekalipun lepas dari perhatian Presiden Soekarno.

Baca juga: Saat Soekarno Bertemu John F Kennedy, Bicarakan Irian Barat hingga Komunisme

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Presiden Soekarno selalu masalah Irian Barat di selesaikan dengan cara radikal.

Masalah Irian Barat bukan sekedar wilayah yang masih berada di tangan kolonialis, tapi juga menyangkut harga diri sebuah negara berdaulat.

Dikeluarkannya Trikora, menandakan bahwa Presiden Soekarno meninggalkan usaha diplomasi dengan pihak Belanda. Indonesia siap dengan segala resiko yang dihadapi.

Masalah tersebut dilatarbelakangi jika Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat. Karena jika merujuk pada salah satu keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), 23 Agustus hingga 2 September 1949.

Jika mengenai kedudukan Irian Barat akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.

Tapi kenyataannya setelah ditunggu-tunggu, Belanda tidak mau membicarakan.

Siap perang

Persiapan untuk merebut Irian Barat, pada 2 Januari 1962, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan Nomor 1 Tahun 1962 untuk membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Baca juga: Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur

Indonesia pun minta bantuan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda.

Tapi Amerika Serikat menolak . Presiden Soekarno pun menggunakan kekuatan persenjataan dengan bantuan dari Uni Soviet.

Ketegangan tersebut menarik perhatian Amerika Serikat. Pada 1962, Amerika Serikat mulai menekan Belanda untuk menyelesaikan sengketa, ini untuk mengantisipasi timbulnya terjadi peperangan.

Desakan tersebut juga untuk mencegah terseretnya Uni Soviet dan Amerika Serikat ke dalam suatu konfrontasi langsung di Pasifik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com