Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Imperialisme Kuno dan Modern

Kompas.com - 05/10/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain, dengan membentuk pemerintah jajahan dan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan.

Ditinjau dari segi etimologis, imperialisme berasal dari bahasa Latin, imperare, yang artinya memerintah atau menguasai.

Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium, dan raja yang memerintah disebut imperator.

Berdasarkan perkembangannya, imperialisme dapat dibedakan menjadi dua, yakni imperialisme kuno dan imperialisme modern.

Persamaan imperialisme kuno dan modern adalah menguntungkan negara induk dengan meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Di samping itu, imperialisme kuno dan modern memiliki sejumlah perbedaan yang berkaitan dengan waktu dan tujuannya.

Berikut ini perbedaan imperialisme kuno dan modern beserta contohnya.

Baca juga: Kolonialisme: Pengertian, Tujuan, dan Perkembangannya

Imperialisme kuno

Imperialisme kuno adalah praktik imperialisme yang muncul pada abad ke-15 dan dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol.

Gerakan imperialisme kuno yang dilakukan oleh negara-negara Eropa mempunyai tujuan yang sama yaitu Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan Gospel (penyebaran agama).

Dengan semboyan 3G itu, para penjajah menduduki suatu wilayah dengan tujuan untuk mencari kekayaan (gold), menambah kejayaan negeri induk (glory), dan menyebarkan agama (gospel).

Salah satu contoh dari gerakan imperialisme kuno adalah imperialisme di Indonesia oleh bangsa Portugis pada awal abad ke-16.

Didorong semangat 3G, bangsa Portugis melakukan penjelajahan samudra untuk memburu kekayaan (gold) berupa rempah-rempah, yang menjadi barang berharga di Eropa saat itu.

Kondisi ini mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas, sebagai simbol kejayaan (glory) negeri induknya.

Selain itu, pelayaran bangsa Eropa ke dunia Timur juga membawa misi suci dari gereja (gospel), di mana setiap kapal yang melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok misionaris, yang menganggap menyebarkan ajaran injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia.

Oleh karena itu, ketika menerapkan praktik imperialisme di Indonesia, bangsa Portugis juga menyebarkan agama Katolik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com