Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa JP Coen Dianggap Peletak Dasar Penjajahan VOC di Indonesia?

Kompas.com - 20/08/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 1618, Sultan Banten yang dibantu oleh tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta (Jakarta).

VOC pun terpaksa menyingkir ke Maluku dan Jayakarta sepenuhnya dikendalikan oleh Kesultanan Banten yang juga berhasil mengusir Inggris.

Pada 1619, Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Jan Pieterszoon Coen (JP Coen).

Merasa bangsanya pernah dipermalukan pasukan Inggris dan Banten, JP Coen segera mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta.

Sepanjang sejarahnya, JP Coen dikenal sebagai sosok yang berani, kejam, dan ambisius. Tidak hanya itu, ia pun dikatakan sebagai Gubernur Jenderal VOC yang meletakkan dasar imperialisme di Indonesia.

Lantas, apa yang telah dilakukan oleh JP Coen hingga dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia?

Merebut Jayakarta dan mendirikan Batavia

Segera setelah memegang jabatan sebagai Gubernur Jenderal VOC, JP Coen membawa 18 kapal perang untuk mengepung Jayakarta.

Pada akhirnya, Jayakarta dapat direbut dan dibumihanguskan oleh VOC pada 30 Mei 1619. Di atas puing-puing Kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya Belanda sebagai kantor pusat baru VOC.

JP Coen awalnya ingin menamakan kota pusat pemerintahannya dengan nama Nieuwe Hollandia.

Akan tetapi, dewan pimpinan VOC memutuskan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia untuk mengenang Suku Batavier, nenek moyang bangsa Belanda.

Baca juga: Asal-usul Nama Batavia

Kebijakan JP Coen

JP Coen berusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan alam Indonesia untuk keuntungan pribadi dan negerinya.

Berikut ini beberapa cara yang telah dilakukan Jan Pieterszoon Coen dalam bidang ekonomi dan politik.

  • Merebut pasaran produksi pertanian dengan memaksakan monopoli
  • Merebut hasil-hasil pertanian dari para pribumi
  • Menduduki daerah yang memiliki posisi strategis dengan cara kekerasan, peperangan, dan adu domba
  • Melakukan intervensi terhadap kerajaan-kerajaan di nusantara
  • Memengaruhi lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan

Selain itu, JP Coen tidak segan bertindak kejam terhadap siapapun yang menentang kebijakannya.

Seperti contohnya pada 1621, ketika ia membantai sekitar 15.000 penduduk Banda yang menentang monopoli VOC di Maluku.

Baca juga: Korupsi VOC di Nusantara

Dua periode jabatan Gubernur Jenderal VOC

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Indonesia, JP Coen sempat menyerahkan jabatannya kepada Pieter de Carpentier dan kembali ke Belanda pada 1623.

Akan tetapi, ia diminta kembali ke Batavia dan diangkat sebagai Gubernur Jenderal VOC untuk kedua kalinya pada 1627.

Pada masa jabatan yang kedua inilah, JP Coen kembali menunjukkan kemampuannya dengan menggagalkan serangan Sultan Agung dari Mataram yang berusaha merebut Batavia.

Cara-cara seperti monopoli, intervensi, dan politik adu domba yang dilakukan pada awal pemerintahan JP Coen kemudian menjadi kebiasaan VOC dalam melestarikan penjajahannya di Indonesia.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com