Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Patrape Linggih

Kompas.com - 18/04/2024, 17:30 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita biasanya duduk saat lelah. Kita tidak duduk hanya saat lelah, bukan?

Misalnya, saat belajar, makan, berolahraga, meditasi, bekerja, dll. Karena perbedaan aktivitas, sikap duduk yang diambil berbeda. 

Sebagai contoh, saat melakukan latihan meditasi, kita harus duduk di lantai dengan kedua kaki menekuk dan salah satu kaki menimpa kaki lainnya. 

Dalam bahasa Jawa, sikap duduk juga disebut patrape linggih

Baca juga: 10 Contoh Dialog Bahasa Jawa Krama Inggil

Berikut adalah beberapa istilah Jawa untuk sikap duduk, atau patrape linggih:

  1. Ndheprok
    Linggih lemah saenggon-enggon (duduk di tanah di manapun itu). Untuk posisi satu ini, tidak boleh menggunakan alat seperti kursi.
  2. Ndhodhok
    Linggih nanging bokonge ora kambah lemah (duduk dengan kondisi pantat tidak terkena tanah). Dalam bahasa Indonesia, disebut dengan jongkok.
  3. Jegang
    Linggih dhengkule siji utawa loro pisan ngadeg (duduk dengan satu atau dua lututnya berdiri).
  4. Ngangir
    Mengkurep sirahe njengengek (njunjung). Posisi tengkurap dan kepala agak dinaikkan sedikit.
  5. Ngapurancang
    Linggih tangane ditangkebake (duduk dengan tangan ditangkupkan). Dalam posisi duduk ini, tangan akan terletak di bagian perut dan saling berkaitan satu sama lain bertangkupan.
  6. Njengking
    Mengkurep bokonge dijongatake. Posisi seperti sujud, hanya saja pantat lebih dinaikkan lagi.
  7. Ongkang-ongkang
    Linggih ing pinggiran sikile gumantung (duduk di pinggiran dengan kaki yang digantung). Posisi duduk ini sering dilakukan oleh anak-anak tatkala duduk di atas pagar.
  8. Sila
    Linggih sikile ditekuk ing ngarep (duduk dan kakinya ditekuk di bagian depan). Posisi ini disebut dengan kosakata yang sama dalam bahasa Indonesia.
  9. Sila Panggung
    Sila dhengkule diunggahke
    (sila dengan lutut yang dinaikkan seperti duduknya para nyai).
  10. Sila Tumpang
    Sila sikile sing siji ditumpangake ing pupu liyane (sila dengan satu kaki yang dinaikkan di atas paha satunya). Biasanya, orang yang duduk dengan posisi ini adalah dalang.
  11. Slonjor
    Linggih sikile kenceng maju siji utawa loro pisan
    . Posisi duduk dengan kedua kaki dijulurkan ke depan.
  12. Sluku
    Linggih sikile slonjor, tangane tumampang pupu
    (duduk dengan kaki yang dijulurkan, sementara tangannya diletakkan di atas paha).
  13. Timpuh
    Bentuk kaki seperti ketika melakukan tasyahud sholat.
    Kedua kaki ditekuk ke belakang dan diduduki.

Baca juga: Mengenal Anggota Tubuh dengan Bahasa Jawa

Agar kalian lebih mengerti patrap-patrap linggih, dibawah ini merupakan contoh kalimatnya:

  • Dhalang kae nek linggih kudu sila tumpang (Dalang itu jika duduk harus sila dengan satu kaki yang dinaikkan diatas paha satunya)
  • Nek kesel sikile dislonjorke dhisik. (Jika capek kakinya di julurkan kedepan dahulu)
  • Sindhen lungguhe kudu timpuh. (Sinden duduknya kedua kakinya harus ditekuk ke belakang dan diduduki)
  • Adhiku nesu banjur ndheprok ning ngarep omah. (Adekku marah lalu duduk di tanah depan rumah)
  • Ndhodhok o aku ameh lewat. (Duduk dengan kondisi pantat tidak terkena tanah aku mau lewat)

Referensi:

  • Raharjo, S.H. (n.d). Kawruh Basa Jawa Pepak. Semarang: CV. Widya Karya.
  • Budi Anwar. (n.d). Baboning Pepak Basa Jawa. Sidoarjo: Genta Group Production
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com