Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 Patrape Linggih

KOMPAS.com - Kita biasanya duduk saat lelah. Kita tidak duduk hanya saat lelah, bukan?

Misalnya, saat belajar, makan, berolahraga, meditasi, bekerja, dll. Karena perbedaan aktivitas, sikap duduk yang diambil berbeda. 

Sebagai contoh, saat melakukan latihan meditasi, kita harus duduk di lantai dengan kedua kaki menekuk dan salah satu kaki menimpa kaki lainnya. 

Dalam bahasa Jawa, sikap duduk juga disebut patrape linggih. 

Berikut adalah beberapa istilah Jawa untuk sikap duduk, atau patrape linggih:

Agar kalian lebih mengerti patrap-patrap linggih, dibawah ini merupakan contoh kalimatnya:

  • Dhalang kae nek linggih kudu sila tumpang (Dalang itu jika duduk harus sila dengan satu kaki yang dinaikkan diatas paha satunya)
  • Nek kesel sikile dislonjorke dhisik. (Jika capek kakinya di julurkan kedepan dahulu)
  • Sindhen lungguhe kudu timpuh. (Sinden duduknya kedua kakinya harus ditekuk ke belakang dan diduduki)
  • Adhiku nesu banjur ndheprok ning ngarep omah. (Adekku marah lalu duduk di tanah depan rumah)
  • Ndhodhok o aku ameh lewat. (Duduk dengan kondisi pantat tidak terkena tanah aku mau lewat)

Referensi:

  • Raharjo, S.H. (n.d). Kawruh Basa Jawa Pepak. Semarang: CV. Widya Karya.
  • Budi Anwar. (n.d). Baboning Pepak Basa Jawa. Sidoarjo: Genta Group Production

https://www.kompas.com/skola/read/2024/04/18/173000669/13-patrape-linggih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke