Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar

Kompas.com - 17/03/2024, 13:00 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam dunia keuangan dan akuntansi, pemahaman tentang aset sangatlah penting. Aset merupakan bagian integral dari laporan keuangan sebuah perusahaan dan memainkan peran kunci dalam menilai kesehatan finansial suatu entitas.

Aset adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu entitas yang memiliki nilai ekonomi dan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan.

Dalam konteks bisnis, aset dapat berupa berbagai macam hal, mulai dari uang tunai, piutang, properti, perlengkapan, hingga investasi jangka panjang seperti saham atau obligasi.

Dua kategori utama aset yang sering dibahas adalah aset lancar dan aset tidak lancar. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan antara keduanya serta memberikan contoh yang memperjelas konsepnya.

Baca juga: Aset, Liabilitas dan Ekuitas dalam Ekonomi

Pengertian aset lancar 

Menurut Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan dalam buku Management Control Systems (2006), aset lancar adalah aset yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat, biasanya dalam satu tahun atau siklus operasional normal perusahaan.

Dilansir dari laman Investopedia, aset lancar adalah aset jangka pendek perusahaan yang dapat dilikuidasi dengan cepat dan digunakan untuk kebutuhan mendesak perusahaan.

Aset lancar dianggap aset jangka pendek karena umumnya dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam tahun fiskal perusahaan.

Aset lancar adalah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasi sehari-hari dan membayar biaya saat ini. Aset lancar umumnya dilaporkan di neraca dengan harga saat ini atau harga pasar.

Baca juga: Aset Tak Berwujud: Pengertian, Karakteristik, dan Jenisnya

Beberapa contoh dari aset lancar adalah sebagai berikut:

  • Kas
  • Piutang usaha
  • Persediaan barang dagang
  • Investasi jangka pendek

Pengertian aset tidak lancar

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai atau diharapkan memberikan manfaat ekonomi dalam jangka waktu yang lebih lama dari satu tahun.

Aset tidak lancar diperlukan untuk kebutuhan jangka panjang bisnis dan mencakup hal-hal seperti tanah dan alat berat.

Aset tidak lancar dilaporkan di neraca dengan harga yang dibayarkan perusahaan untuk mereka. Ini disesuaikan dengan depresiasi dan amortisasi dan dapat dievaluasi ulang setiap kali harga pasar menurun dibandingkan dengan harga buku.

Baca juga: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Beberapa contoh dari aset tidak lancar adalah sebagai berikut:

  • Tanah
  • Properti, pabrik, dan peralatan
  • Merek dagang atau hak paten
  • Investasi jangka panjang

Perbedaan aset lancar dan tidak lancar

Perbedaan antara aset lancar dan aset tidak lancar dapat dilihat dari beberapa aspek seperti pada tabel berikut:

  Aset Lancar Aset Tidak Lancar
Likuiditas Memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, yang berarti dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat tanpa menimbulkan penurunan nilai yang signifikan. Likuiditasnya rendah karena memerlukan waktu yang lebih lama untuk diubah menjadi uang tunai dan seringkali menimbulkan penurunan nilai yang signifikan saat dijual.
Waktu Investasi Biasanya diinvestasikan dalam jangka pendek karena fleksibilitas dan kemampuan untuk diubah menjadi uang tunai dengan cepat. Lebih sering diinvestasikan dalam jangka waktu yang lebih panjang karena sifatnya yang tidak likuid dan tujuan investasi jangka panjang.
Tingkat Risiko Cenderung memiliki risiko investasi yang lebih rendah karena likuiditasnya yang tinggi dan nilai yang stabil. Memiliki risiko investasi yang lebih tinggi karena fluktuasi nilai yang mungkin terjadi dan tingkat likuiditas yang rendah.
Sifat Investasi Seringkali terkait dengan operasi sehari-hari perusahaan, seperti kas, piutang, dan persediaan. Lebih berhubungan dengan investasi jangka panjang yang bertujuan untuk memberikan manfaat ekonomi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Penilaian Nilai Nilainya seringkali lebih mudah diestimasi karena sifat likuidnya yang tinggi dan keterkaitannya dengan operasi perusahaan.

Penilaian nilainya seringkali lebih kompleks karena fluktuasi nilai yang mungkin terjadi dan keterkaitannya dengan faktor pasar yang lebih luas.

 

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com