KOMPAS.com – Penelitian kuantitatif adalah serangkaian tahapan memperoleh pengetahuan yang sistematis terencana dengan tujuan obyektif dan mempunyai landasan atau konsep teori yang kuat.
Penelitian ini juga memiliki hipotesis yang dapat dibuktikan dan diukur dengan instrumen yang valid dan reliabel, sehingga menghasilkan data berupa angka yang bisa diuji secara statistik serta diinterpretasikan untuk mengambil kesimpulan dan generalisasi hasil.
Metode penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.
Baca juga: Bedanya Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Mari mengenal lebih lanjut mengenai tujuan dan karakteristik penelitian kuantitatif!
Apa tujuan dari penelitian kuantitatif?
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori, atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam atau obyek penelitian.
Selain itu, pada umumnya, tujuan dari penelitian kuantitatif yaitu menggambarkan suatu situasi, peristiwa, serta teori/konsep baru, untuk mengidentifikasi faktor-faktor serta hubungan antarfaktor (variabel).
Atau bisa juga untuk menguji efektivitas suatu intervensi yang dikembangkan.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam tujuan penelitian kuantitatif karena memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Dengan kata lain, penelitian kuantitatif bertujuan menjelaskan hubungan antarvariabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi atas fenomena sosial yang diteliti.
Penelitian kuantitatif mempunyai tujuan yang obyektif dan dapat diukur. Keseluruhan tujuan penelitian kuantitatif adalah obyektif mengidentifikasi variabel-variabel penelitian.
Baca juga: Sikap Ilmiah dalam Etika Penelitian
Apa saja karakteristik dari penelitian kuantitatif?
Karakteristik penelitian kuantitatif, sebagai berikut:
Teori-teori mengenai semesta harus menjelaskan secara apa adanya dan tidak dapat dipengaruhi apa pun, sifatnya harus bebas nilai (asumsi penilaian orang lain).
Biasanya terdiri dari dua variabel atau lebih yang menunjukkan adanya hubungan antarvariabel tersebut. Contohnya, hubungan antara variabel X (bebas) dengan variabel Y (terikat).