Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Faktor Penyebab Bangsa Barat Melakukan Perjalanan ke Dunia Timur

Kompas.com - 29/11/2023, 16:30 WIB
Retia Kartika Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Penjelajahan samudra yang dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol menandai berkembangnya imperialisme kuno yang menjadi penyebab kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.

Dilansir dari buku RPUL untuk SMP (2011) oleh Dini Indrastuty, imperialisme adalah kebijakan sebuah negara besar untuk memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa berkembang.

Dikutip dari buku Korps Marsose Dan Perang Belanda Di Aceh (2021) oleh Prasetyo Ramadhan, faktor pendorong bangsa Barat melakukan perjalanan samudra, yakni:

  1. Perang Salib
  2. Jatuhnya konstantinopel dan runtuhnya kekaisaran Romawi
  3. Perkembangan ilmu teknologi dan sains
  4. Mencari rempah-rempah
  5. Semangat 3G (gold, glory, gospel)

Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Bangsa Barat

Berikut rinciannya:

Perang Salib

Perang salib merupakan perang agama yang terjadi di Asia Barat dan Eropa pada abad ke-11 sampai abad ke-17, yang disokong langsung oleh Gereja Katolik. 

Perang yang berlangsung selama lebih dari 200 tahun ini terbagi menjadi tujuh periode peperangan, dan melibatkan hampir seluruh masyarakat Eropa, Arab, dan Turki Seljuk.

Jika Orang-orang Kristen menyebut ini sebagai Perang Salib, maka orang Islam menyebutnya sebagai Perang Suci, dan perebutan kota Yerussalem menjadi salah satu penyebab dimulainya peperangan ini.

Baca juga: Awal Kolonialisme Bangsa Barat

Jatuhnya Konstantinopel dan runtuhnya kekaisaran Romawi 

Kekalahan dan keruntuhan Kekaisaran Romawi Timur memiliki pengaruh yang sangat besar bagi bangsa-bangsa di Eropa, ditambah juga dengan jatuhnya wilayah Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani (Kekaisaran Ottoman). 

Peristiwa ini membuat akses perdagangan bangsa Eropa ke wilayah Asia menjadi terputus sehingga memperburuk kondisi ekonomi Eropa, padahal Konstantinopel adalah pintu utama perdagangan Asia dan Eropa. 

Akibatnya, bangsa Eropa kesulitan untuk mendapatkan ekspor rempah-rempah Asia yang pada saat itu menjadi komoditas penting dan paling dicari di pasaran.

Baca juga: Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Perkembangan ilmu teknologi dan sains

Kekalahan di Perang Salib ternyata membuat teknologi dan Sains di Eropa menjadi semakin berkembang, terutama pada zaman Renaisans atau abad Pencerahan di awal abad ke-15 Masehi.

Nicolas Copernicus dan Galileo Galilei juga muncul dengan teori yang menyebutkan bahwa bumi berbentuk bulat dan memiliki orbit yang selalu mengelilingi matahari.

Teori ini membuat pemikiran masyarakat Eropa menjadi terbuka, dan memunculkan keinginan untuk mencari tahu hal-hal baru mengenai alam semesta, salah satu caranya adalah dengan melakukan penjelajahan samudra.

Baca juga: Benua Eropa: Letak, Wilayah, dan Pembagian Kawasannya

Mencari kepulauan rempah-rempah

Demi memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar, bangsa Eropa mulai mencari jalur lain dengan melakukan penjelajahan samudra ke belahan bumi lainnya.

Tanpa disangka, peristiwa penjelajahan samudra ini menjadi salah satu titik awal terjadinya kolonialisme di Indonesia selama beratus-ratus tahun lamanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com