KOMPAS.com - Setelah jatuhnya Byzantium ke tangan Turki Usmani, menyebabkan komoditi dari Asia Timur dan Asia Tenggara di Eropa menjadi langka.
Namun, peristiwa tersebut memberikan dampak positif karena mendorong meningkatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat. Banyak ahli budaya dan teknologi dari Byzantium lari ke Barat dan menularkan pengetahuan di sana.
Menurut buku Charting teh Shape of Early Modern Southeast Asia (2000) karya Anthony Reid, salah satu negara yang berdampak positif adalah Portugal. Di sana pengetahuan geografis dan astronomis meningkat semakin baik.
Peningkatan pengetahuan tersebut membuat orang Portugis berhasil menjadi pelaut yang mahir dan tangguh. Kepandaian ini kemudian dikombinasikan dengan teknologi kapal.
Teknologi perkapalan mulai dari sistem layar segitiga dengan tali-temali persegi dan konstruksi kapal yang semakin baik. Dengan begitu kapal-kapal yang digunakan mudah digerakkan dan layak digunakan selama pelayaran.
Baca juga: Perdagangan Asia serta Munculnya Imperialisme-Kolonialisme Barat
Teknologi persenjataan juga turut berkembang, sehingga Portugal mampi menciptakan meriam yang ditempatkan di atas kapal. Kapal perang mereka memiliki panggung khusus meriam.
Sehingga dari kejauhan, meriam-meriam tersebut akan terlihat di atas laut. Penemuan-penemuan teknologi tersebut kemudian mendorong mereka untuk mencari jalur baru ke India.
Menurut kepercayaan masyarakat Eropa, rempah-rempah berasal dari India sehingga harus berlayar ke timur untuk mencari India.
Portugis berlayar ke timur bukan hanya untuk mencari rempah-rempah saja, melainkan juga mencari emas dan sekutu untuk melawan Turki dalam Perang Salib.
Pencarian emas dan perak kemudian menjadi penting karena kedua logam mulia tersebut semacam indikator kesuksesan satu negara.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan